31 | Mereka Yang Ditolak Oleh Dunia

49.4K 6.3K 1.7K
                                    

The worlds break everyone

and afterward many are strong

at the broken place.

(Ernest Hemingway)

⏱️

Waktu bergulung begitu cepat, kecuali bagi orang-orang yang hidupnya baru saja di porak-porandakan oleh semesta. Tak ada yang mampu menyangkal, luka membuat detik terasa melambat, seolah sengaja ingin menyiksa dalam waktu yang lebih lama.

Tiga hari berlalu sejak kenyataan pahit itu terkuak. Dunia masih berputar pada porosnya, dan orang-orang tetap melangkah seperti tak pernah terjadi apa-apa. Tapi tidak bagi Azalea maupun Mahesa Januar.

Mereka seolah terlempar ke dimensi yang berbeda. Ke tempat dimana masa tak pernah bergerak. Dimana dunia tak lagi berputar. Dimana mereka menjadi mahluk paling tidak berdaya.

Sejak mengetahui kenyataan pahit tersebut, Lea mengunci diri di kamarnya sendiri. Ia biarkan tirai tertutup dan lampu kamarnya tetap padam. Tak peduli siang atau pun malam.

Makanan yang di antar Maminya hanya Lea sentuh sekenanya. Selebihnya, ia memilih membenamkan dirinya di dalam selimut tebal. Meringkuk seperti bayi dalam kandungan.

Gadis itu menggigil di siang hari, dan demam ketika malam datang.

Kenyataan itu seperti badai yang tiba-tiba menggulung dunianya. Azalea bukan sekadar kebingungan gadis itu sudah sampai di tahap terguncang. Dalam mimpi tergelapnya pun tak pernah Lea bayangkan, bahwa sosok yang ia cintai hanya berupa bayangan.

Sementara Lea menghabiskan waktunya dengan keadaan setengah sadar, di rumahnya Mahesa hanya berbaring di kamar tidurnya.

Pelayan yang sesekali mengantar makanan tidak di hiraukannya. Satu-satunya hal yang pemuda itu lakukan adalah menutup matanya, seraya berbaring seolah ia adalah patung porselen yang tidak bernyawa.

Sesekali, alter egonya mengambil alih. Rully akan menghabiskan berbotol-botol alkohol di mini bar, seraya melarikan diri ke pelukan perempuan manapun yang menerimanya. Sementara Ken hanya terbangun sesekali, menghancurkan apapun benda yang ada di lihatnya, sebelum akhirnya ia kelelahan dan merintih sendirian. Tapi, ketika Mahesa kembali mengambil alih, pemuda itu akan kembali ke kamarnya, lalu kembali mengabdikan diri menjadi mayat yang bernapas.

Ia lelah. Sungguh ia lelah dengan dunia yang menolak keberadaannya. Kepada dunia yang mengutuk kelahirannya. Kepada dunia yang tak pernah menginginkan eksistensinya.

Jika saja bisa, Esa tak ingin lagi menjadi inang. Biar saja ia menjadi alter, biar orang lain yang merampas seluruh hidupnya. Segalanya. Semuanya. Karena memang tak ada lagi yang tersisa bagi dirinya.

Ken, Rully, atau siapapun yang bisa membunuhnya. Tolong bunuh saja dia.

⏱️

Siang itu Bryan dan Kania kembali menyambangi rumah Lea. Seperti tiga hari sebelumnya, mereka disambut aura sendu sejak langkah pertama mereka menjejak di rumah ini.

Kinara duduk di sofa ruang keluarga. Perempuan itu tertunduk seraya menatap album foto yang sudah berkali-kali ia pandangi.

"Mami," panggilan Kania sontak membuat Kinara menutup album dipangkuannya. Ia tersenyum lembut kepada dua sahabat putrinya.

Keadaan Kinara sudah jauh lebih baik. Perempuan itu tampak sudah bisa menerima kekacauan yang terjadi di sekitarnya.

"Azalea masih seperti kemarin," ujar Kinara seraya menggeser tubuhnya, menyisakan ruang kosong untuk Bryan dan Kania.

About ForeverWhere stories live. Discover now