34 | Legenda Yang Tak Terlupakan

41.8K 5.7K 1.1K
                                    

We all become

what we once feared.

(Anjum Choudhary)

⏱️

Insiden pengakuan terang-terangan Ken lakukan menjadi perbincangan hangat di seantero kampus. Bukan hanya karena mereka pikir Mahesa ditolak Azalea, melainkan juga karena sosok yang pergi bersama Lea tadi siang.

Para mahasiswa tahun pertama atau tahun kedua mungkin tidak mengenalinya, tapi bagi anak-anak tahun ketiga dan keempat sosok itu adalah legenda. Sosok yang mereka temui hanya dalam sekelebat pertemuan, atau hanya karena satu peristiwa mencengangkan. Tapi tentu mereka tidak akan melupakannya.

Kania dan Bryan memilih menyingkir ke pojok kantin, menikmati makanan yang tersaji di hadapan mereka tanpa minat.

"Masih nggak dijawab, Yan?" tanya Kania yang disahut Bryan dengan gelengan. Sejak tahu kalau Nugi ternyata justru membawa Lea pergi, Bryan dan Kania terus mencoba menghubungi ponsel gadis itu.

"Nggak, ya semoga aja mereka nggak jauh-jauh dan nggak ketilang deh ya," Bryan mendesah pasrah. Sedikit menyesal tidak langsung mengembalikannya tadi.

"Ian, Kania!" seruan dari seseorang membuat keduanya menoleh secara bersamaan. Bella-senior sekelas Esa sekaligus seleb kampus paling update-berlari ke arah keduanya dengan tergopoh-gopoh.

"Gila, kemana aja lo berdua, nggak ikut nonton tadi?" tanya Bella seraya meraih es jeruk milik Kania tanpa dosa. Wajahnya tampak merah padam karena kepanasan.

"Udah, nih," Kania mengangsurkan ponselnya ke arah Bella, menunjukan postingan terbaru dari akun instagram @lambekampus. "Pasti heboh banget deh nanti malam."

"Wah, gila, kalo ini sih menurut gue bakal jadi hot news sampai minggu depan, beritanya bakal jadi legenda sampai nanti angkatan cucu lo pada," ujar Bella hiperbolis. "Lagian heran gue, si Lea kok bisa-bisanya nolak Mahesa, nyantolnya langsung sama musuh bebuyutannya lagi."

"Musuh bebuyutan?" tanya Bryan heran. Alisnya mengkerut tidak mengerti. Mereka baru bertemu, bagaimana bisa menjadi musuh bebuyutan?

"Loh, lo nggak inget? Insiden dua tahun lalu?"

"Insiden yang mana?" kini Kania yang ikut memajukan tubuhnya. Sementara Bryan mengerutkan keningnya. Sepertinya, ada sesuatu yang janggal.

"Ah, iya gue lupa! lo belom pernah lihat mukanya ya?" Bella berseru heboh. "Gila, berarti Lea kenalnya nggak sengaja dong?! Dunia sempit banget, asli! Dia itu kan-" belum sempat Bella meneruskan kalimatnya, Bryan sudah terlanjur menahannya.

"Sebentar-sebentar!" Bryan mengeluarkan dompet Nugi dari sakunya, lantas meraih KTPnya.

Membacanya dengan seksama, lalu tersentak saat menyadari apa yang salah. Bella dan Kania ikut menjulurkan kepalanya, mengintip apa yang Bryan tengah baca.

"Njir! Ini dia orangnya Yan! Bener ini nama panjangnya! Kok lo bisa megang KTP dia?!" Bella berseru heboh saat membaca nama yang tertera di pada kartu tanda penduduk di tangan Bryan.

Insting Bryan bergerak cepat, dengan terburu-buru ia meraih tasnya lalu menarik tangan Kania.

"Kak Bella gue duluan!"

"Yan, kenapa sih?" tanya Kania khawatir.

"Kita harus cari Esa, K, perasaan gue nggak enak."

"Iya, tapi kenapa?"

About ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang