05| Check

13.2K 2K 482
                                    

Beberapa minggu pun berlalu.

Beberapa kali juga dalam sehari Sewool sering memikirkan Kim Taehyung hingga terkadang membuatnya tidak fokus bekerja.

Di akhir pekan Taehyung memang sering mampir atau sekedar menginap. Namun kalau pria itu sama sekali tak punya waktu kosong, Sewool lah yang berkunjung ke apartemen pria itu dan melakukan hal sama jika senggang.

Mereka sering merindu.

Biasanya selalu begitu—kalau sudah bertemu hanya menghabiskan waktu bersantai di apartemen, bertukar rindu, berbagi gagasan, menonton film, memasak ramen, atau ditutup dengan waktu-waktu bercinta.

Kalau sudah sangat rindu dan tidak bisa bertemu sama sekali, Sewool akan menelepon Taehyung di kala rehat meskipun Taehyung lebih sering menghubunginya duluan.

Minggu di akhir bulan ini mereka belum bertemu lagi, hari ini Sewool mulai sibuk mengenai peluncuran buku resep barunya. Ia harus menyusun konsep dan ribuan foto kudapan yang harus dipindahkan dalam bentuk zip untuk ditinjau ulang oleh editornya di Korea.

Ketika kembali duduk di depan laptopnya setelah mencuci pakaian, mengepel lantai, dan mengganti seprai Sewool merasa perutnya mulai kram. Kepalanya sakit dan lagi-lagi ia muntah kedua kalinya di hari ini.

Menilai kondisinya berdasarkan cuaca, pasti sebentar lagi dia jatuh sakit.

Saat keluar dari kamar mandi, Sewool melihat panggilan tidak terjawab dari Kim Taehyung. Sebelum jarinya menekan icon call back, ponselnnya kembali berdering.

"Halo."

"Kau di dalam, sayang?"

"Ada. Kau di mana?"

"Sejak tadi aku membunyikan bel, kenapa tidak dengar?"

Oh, Sewool lupa. Bel pintunya rusak. Makanya tidak bisa terdengar dari dalam. Kejadiannya juga sama seperti beberapa pengantar barang yang kesulitan menghubunginya dan berakhir dititipkan ke penghuni apartemen lain.

"Belnya bermasalah. Tukang servis baru datang besok." Sambil berbicara, Sewool berjalan membukkan pintu dan mengakhiri sambungan telepon.

Taehyung segera merengkuh rahang Sewool dengan tangan kanannya dan mencium bibir wanita itu, seperti yang sering mereka lakukan kalau bertemu. Dengan kedua tangannya,  Sewool memeluk leher pria itu dan balas mengecup Taehyung dengan gembira.

"Masuk dulu. Mobilmu sudah selesai diperbaiki?"

"Hanya masalah mesin. Sepertinya karena kemarin tertimbun salju. Kau sudah makan?"

Sewool menoleh pada laptopnya, dan tanpa mendapat jawaban Taehyung sudah tahu Sewool terlalu giat bekerja sampai lupa makan.

Taehyung mendesah. Kehilangan kata0kata. Pria itu membawa kantung belanjaan dan mulai menyusunnya di kompartmen dapur. Membongkar isinya, memisahkan sekaleng tuna instan dan daging kalengan. Selanjutnya memasukkan nasi kepal dan kimchi yang di dapatnya dari minimarket aneka makanan Korea ke microvawe untuk dipanaskan.

"Kau belanja semua ini sendiri?"  Sewool bertugas membantu menurunkan isi kantung belanjaan lainnya ke kulkas.

"Sejak kau bilang telat makan aku selalu khawatir. Sekarang tunggu di depan laptopmu saja. Jangan ganggu aku masak."

"Sombong sekali chef kita ini." Sewool mencebikkan bibir sambil menutup pintu kulkas dan bersandar. "Memangnya kau bisa masak selain kue dan ramen?"

Sewool tertawa. Tadi adalah serius pertanyaan, masalahnya selama mereka menikmati masakan rumah, Sewool hanya pernah melihat Taehyung memasak ramen atau menyeduh air panas. Sepertinya yang terakhir pun tidak termasuk hitungan, karena Taehyung hanya perlu mengisi air ke ketel listrik.

More Than PastryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang