More Than Pastry

13| Uneasy

"Sekarang kau puas sudah berpisah dari suamimu?"

Sewool menoleh pada ibunya di ambang pintu yang sedari tadi memerhatikannya merangkus baju ke dalam koper. Rencananya, setelah kembali dari persidangan tadi Sewool akan meninggalkan rumah orang tuanya dan menetap di rumah dinas ayahnya yang berdekatan dengan subway agar jangan menggunakan mobil setiap hari. Akan jauh lebih baik kalau berjalan kaki atau naik kendaraan umum untuk berhemat.

"Kenapa Ibu bicara begitu? Kenapa bicara seolah aku yang paling bersalah?"

"Sulit menemukan pria baik di zaman modern."

Sewool mendengus dan tidak ingin melanjutkan perdebatan. Pria baik-baik katanya. Kalau Kim Taehyung memang pria baik-baik, seharusnya lelaki itu tidak melakukan kesalahan fatal padanya. Namun alih-alih membongkar apa yang telah Taehyung lakukan hingga membuatnya sakit hati, Sewool terus diam.

"Coba kau pikir. Mantan suamimu itu bahkan tidak menuntutmu melakukan apa pun. Kenapa kau jadi sangat keras kepala?" Ibunya meringis masih belum menerima sepenuhnya karena kehilangan menantu seperti Kim Taehyung.

Para ibu di lingkungan sosialnya juga selalu memuji mulai dari paras menantunya hingga kehidupan Sewool yang beruntung karena mendapat pria baik hati seperti Kim Taehyung. Sekarang ia bahkan malu untuk bertemu teman asosiasinya.

Sewool terus diam mendengarkan semua tumpahan kalimat itu sambil mengemas sisa pakaian ke tas lain.

Sementara ibunya belum juga puas mencekiknya dengan perkataan sadis. "Sejak mendapat penghasilan kau jadi mudah tersinggung dan merasa semua bisa kau miliki. Kelak, wanita punya tanggung jawab terhadap suami. Meskipun kau kaya dan punya uang banyak, pada akhirnya wanita juga butuh pria yang bisa melindungi."

Perkataan itu langsung menancap di hati Sewool. Tak mengira sekalipun dia akan mendengar kata-kata memilukan seperti itu dari mulut ibunya. Andai ibunya tahu apa yang sudah Taehyung perbuat padanya, apakah ibunya akan mengatakan kalimat keji tadi?

Tentu saja, mana mungkin orang lain percaya kalau dia berkata tentang Kim Taehyung yang sesungguhnya. Sewool tidak punya kemampuan untuk mencekokki orang lain dengan kata-kata tanpa bukti. Sekarang kalau mengatakan pada pada banyak orang termasuk ibunya, sudah jelas mereka semua tidak akan percaya cerita dari Han Sewool, wanita yang katanya keras kepala dan gila kerja.

"Aku juga bukan wanita yang mendedikasikan sepenuh hidupku untuk bekerja dan menggali lubang uang. Tapi apakah Ibu tahu alasan mengapa aku ingin melepaskan diri dari pria sepertinya?" Sewool tampaknya sedikit tersulut. "Kalau kesalahannya kecil, aku masih bisa memaklumi dan bersabar. Tapi dia sudah melakukan kesalahan sampai-sampai aku tidak sanggup melihat wajahnya setiap bangun dan beranjak tidur. Jantungku seperti diremas setiap ingat apa yang dia perbuat padaku. Sekarang hatiku sudah sedikit lega karena kami berpisah."

"Tapi apakah dengan keluar rumah kau merasa hatimu membaik?" tanya ibunya yang seolah malah menyudutkan.

"Aku punya pekerjaan baru, tempat kerjanya dekat dari sana. Lagi pula sayang sekali kalau rumah dinas ayah dibiarkan kosong," papar Sewool.

Ibunya menarik napas dan terus berusaha membujuk, "Pikirkan sekali lagi untuk rujuk. Dia kelihatan tersiksa karena kau menceraikannya sepihak."

Dengan kesal Sewool menutup kopernya penuh tenaga hingga membuat ibunya tersentak kaget. "Ibu pikir aku tidak tersiksa melakukan ini?" Tiba-tiba saja air mata yang ditampungnya sejak di ruang sidang bercucuran di pipi. "Aku! Aku juga sangat tersiksa dan tidak bisa menelan makanan beberapa hari ini. Aku juga terus memikirkan calon bayiku yang sekarang sudah pergi."

Sewool terus menangis tersedu-sedan sambil terduduk di lantai seperti seorang anak yang kehilangan ibunya di pasar. "Aku juga marah pada diriku karena tidak menjaga bayi pertamaku. Tapi semua orang tidak tahu apa yang kualami dan hanya menunduhku seperti wanita gila. Memangnya Ibu mau aku menjadi gila sungguhan karena terus memaksakan hidup dengan pria seperti itu?"