27| Ambivalence

8.4K 1.7K 1.5K
                                    

Halo!

Scene sebelum ini aku potong untuk versi buku ya. Di sini kurang nyaman, kena h word

 Di sini kurang nyaman, kena h word

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


— — —



Keduanya berakhir di aterlier.

Hampir lengkap tanpa melepas banyak pakaian dan masih berburu napas di sofa linen kelabu. Entah merindu atau cuma sekedar seks sambil lalu, yang pasti aktivitas meraka tadi sudah mampu membuat Taehyung semakin meleleh; terkenang pada masa-masa silam. Dan tentu saja, sangat menyakitkan apabila membayangkan Sewool bercinta seperti ini dengan pria lain.

Namun Taehyung tak ingin jadi orang lain bagi Sewool meski mereka telah usai. Taehyung masih ingin menjadi pria yang sama. Pria yang memastikan keadaan Sewool usai mereka bercinta, pria yang menjaga matanya agar tidak langsung terpejam meski kantuk menerjang, dan pria yang senantiasa membelai permukaan wajah Sewool dengan segenap rasa rindu.

Dia tetap melakukan semuanya walau hanya menerima reaksi napas terpenggal dari Sewool. Walaupun sudah tak ada lagi senyuman, pukulan manja, atau kata-kata mesra yang dulu didapatnya.

Taehyung mengerti, semuanya sudah berbeda dari yang terakhir kali diingatnya beberapa bulan lalu.

Ia menarik napas lagi dan merasakan tangan wanita itu menarik punggung bajunya secara lemah, berusaha menyingkirkan tubuhnya yang juga lelah. "Taehyung, berat."

"Sebentar," bisiknya, semakin mengubur wajah di pundak dan leher wanita itu. Merasakan semerbak kerindukan dalam aroma lavender yang menguar dari serat pakaian. Rasanya ingin terus bertahan di momen tenteram seperti ini. Menikmati debaran gila di atas dada satu sama lain.

"Kau punya kelaianan hyperspremia?" tanya Sewool tiba-tiba masih dengan napas pendek.

"Tidak. Kenapa?"

Sewool memejamkan mata dan mendesah pasrah. "Banyak."

Taehyung langsung mengerti maksudnya dan terkekeh serak. "Mau bagaimana lagi, aku sibuk bekerja. Tidak punya waktu ejakulasi. Kenapa? Setelah ini kau mau bercinta dengan kekasihmu? Takut ketahuan ada sisa spermaku tertinggal?" Cara Taehyung bicara sama sekali tidak terdengar seperti pria berengsek yang hanya singgah semalam. Sewool mengakui itu.

Bahkan di saat seperti ini Taehyung tak pernah berubah, selalu berujar lembut, bersikap maskulin, dan sangat berbeda dari aura intimidasinya seharinya-hari.

Akal Sewool perlahan kembali, dan ia tak tahu mengapa bisa terjebak dalam situasi ini. Terhasut oleh birahi dan sama sekali tak memiliki keinginan menolak.

Dalam keheningan panjang, pandangan Sewool mengawang pada langit atelier, kepalanya menekan permukaan sofa. Menikmati sensasi kebas di beberapa bagian tubuhnya dan sesuatu yang memporak-porandakan hatinya atas perlakuan lembut Taehyung beberapa menit lalu.

More Than PastryWhere stories live. Discover now