Han Sewool sudah mempersiapkan buku serba-serbi makanan selama satu tahun terakhir. Dia begitu antusias untuk peluncuran bukunya. Menjelang dua bulan perilisan, tiba-tiba saja satu Chef ingin mencabut hak paten resepnya dan meminta namanya dihapuska...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Gimana sama ads samsung. Apa kabar pastel??
Beneran dikasih asupan jadi pastry chef.
dulu susah2 ngedit sekarang jadi beneran 🥺
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
__ __ __
Kencan buta. Sesuatu yang tidak pernah mampir di kepalanya. Berkali-kali Sewool harus mengusap tangannya di atas lutut dengan gelisah. Menunggu kedatangan seseorang di kursi kafe yang bersebelahan dengan kaca yang ditutupi titik-titik salju.
Sesekali ia menoleh ke jalan yang sepi, maklum saja lokasi kafe ini berada dalam gang dan tak banyak orang berkunjung. Sewool juga menyiasati pemilihan letak mejanya jauh dari pintu masuk dan duduk di paling ujung. Takut kepergok orang yang mengenalnya.
Sebetulnya bukan suatu perkara, tetapi bertemu dengan pria dengan cara sembunyi-sembunyi begini tetap saja memalukan.
Ponselnya di meja masih redup. Pria itu belum membalas pesan yang dikirimnya sepuluh menit lalu. Ia mengeceknya lagi dan membaca pesannya yang berisi; Aku memakai baju rajut biru.
Sekilas, diawasinya satu persatu pengunjung yang datang. Syukurlah tidak ada lagi yang memakai pakaian berwarna biru. Akan lebih mudah bagi pria itu untuk menemukan keberadaannya.
