10| Misery

12.6K 2K 465
                                    

Jangan menikah tanpa cinta.

Seutas kalimat itu tersangkut di kepala Taehyung selama mengendarai mobil menuju rumah sakit universitas Pitié-Salpêtrière. Buku Jane Austen yang baru tuntas dibacanya seminggu lalu masih menyisakan ingatan akan pernikahan.

Buku itu milik Sewool yang tertinggal di apartemennya. Sewool kerap membawa berbagai macam judul buku ke apartemennya. Biasanya kalau malas baca, Sewool akan mendengarkan Taehyung yang menuturkan tiap halaman di ranjangnya sampai Sewool terlelap.

Tetapi sekarang Taehyung tidak ingin mengembalikan bukunya kecuali wanita itu datang dan memintanya sendiri. Terdengar sadis. Anggaplah ia terlanjur gila. Namun ungkapan jangan menikah tanpa cinta lebih membuatnya gila.

Ungkapan jangan menikah tanpa cinta tidak sepenuhnya salah. Barangkali mereka masih harus belajar satu sama lain untuk saling mencintai. Faktanya, Taehyung tidak membenci Sewool, namun untuk sekarang ia menolak memberikan cintanya lebih banyak lagi.

Ia melihat Sewool duduk di kursi tunggu rumah sakit dengan wajah cemas.

"Jadi bagaimana?" tanya Taehyung setelah duduk di sebelah gadis itu.

Sewool belum mengangkat pandangan kosong dari pahanya sendiri. Ia membuka mulut hendak memberi penjelasan lalu mengatupkannya kembali. Terpekur selama kurang dari lima detik.

Lalu menghela napas dalam-dalam dan bergumam, "Tidak tahu." Suara Sewool rumpang. Terdengar begitu sedih dan pasrah sampai Taehyung merasa dadanya seakan tercabik-cabik.

"Kau mau bagaimana?" tanya Taehyung lemah. Jawaban yang Taehyung dapatkan hanya berupa gelengan sama lemahnya.

"Tidak ada gunanya," gumam Sewool pelan. "Masa lalu tidak akan bisa diubah."

Saat ini Taehyung sangat bingung. Banyak pertanyaan berkeliaran dalam benaknya. Ada banyak sekali kata-kata yang rasanya ingin ia sampaikan kepada Sewool. Tetapi tenggorokannya terlalu sakit untuk bicara.

Seumur hidup, tak pernah ia merasa tak berdaya seperti hari ini.

"Maafkan aku." Akhirnya hanya itu yang bisa Taehyung katakan. Lalu, "Sudah berapa lama?"

"Hampir dua minggu."

Dengan separuh tenaga yang tiba-tiba menguap entah ke mana, taehyung menarik napas dalam-dalam. Mengisi ulang pasokan udara. Separuh tubuhnya seolah mengalami disfungsi ketika memperhatikan tangan Sewool yang bergetar. Ketakutan jelas terlihat dari wanita ini

Taehyung sedang menghadapi fakta yang merupakan kenyataan. Tetap saja semuanya telah terjadi. Kalau saja ada cara untuk memutar ulang waktu, Taehyung akan melakukannya selagi bisa, melakukan apa pun dengan mengorbankan segala yang ia miliki, walaupun artinya ia harus kehilangan separuh hidup, Taehyung pasti akan melakukannya untuk mencegah fakta hari ini.

Demi Sewool. Hanya demi Han Sewool. Bukan dirinya.

Tetapi hari ini sudah terjadi. Sewool mengandung janin atas perbuatan mereka dan ia pun tidak punya jalan keluar untuk mengubah kenyataan.

Sekali lagi Taehyung meneguhkan diri dengan menarik napas sesak. "Maafkan aku," gumamnya lirih dan serak. "Sungguh maafkan aku, Han Sewool."

Mata Sewool berkaca-kaca, "Bagaimana..." bisiknya, ia mengembuskan napas berat dan memalingkan wajahnya ke samping, "... bagaimana bisa kau melakukan ini padaku?"

Dalam konteks ini, Sewool tidak bermaksud melimpahkan kesalahan pada Taehyung. Namun ia sendiri tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Sewool sudah bertekad tidak ingin menikahi pria yang jelas-jelas membenci profesinya.

More Than PastryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang