21| Flatter

7.5K 1.7K 1.2K
                                    

__ __ __

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



__ __ __

Tawaran berkunjung ke rumah pria itu menimbulkan pro dan kontra di benaknya.

Kalau bekerja di toko pria itu, Taehyung jelas tidak bisa berbuat macam-macam karena ada banyak orang yang menyaksikan. Tapi kalau hanya ada mereka berdua di ruang privasi, bagaimana nasibnya nanti. Bagaimana kalau ia melakukan sedikit saja kesalahan dan Taehyung benar-benar mencekiknya?

Oh, Tuhan. Sewool kesulitan mengeyahkan perasaan horor yang dirasakannya saat ini. Siapa sangka pria itu jadi lumayan temperamental.

Ia melirik jam di dinding dekat dapur. Sepuluh menit lagi. Sewool kembali ke kamar dan memastikan penampilannya di cermin. Ia meraba leher bersihnya yang tak tertutup apa-apa dengan tatapan mengawang. Kemudian menarik turun kuncir rambutnya. Kalau lehernya kelihatan pasti lelaki itu makin terobsesi mencekik nadinya. Tetapi kalau ikat rambutnya dilepas ia akan terganggu saat bekerja.

Tunggu, biar dia pikirkan dulu. Oke, sebaiknya ia berganti pakaian.

Sekitar lima menit Sewool telah mengganti pakaiannya dengan baju rajut hijau lumut potongan leher tinggi dan menguncir kembali rambutnya. Sedikit memutar badannya ke samping memastikan celana abu-abu panjangnya tidak bermasalah. Begini sudah cukup.

Ia merasa bangga keluar dari rumahnya, dan memencet bel rumah Taehyung dengan penuh percaya diri.

Selain mudah tersinggung, pria ini rupanya tidak bisa memegang ucapannya sendiri. Beberapa waktu lalu, Taehyung bilang tidak mau mengundang wanita asing masuk ke rumah sembarangan. Sekarang, belum lewat seminggu pria itu sudah memintanya datang.

Lagi pula mana ada pekerjaan antara pria dan wanita yang dilakukan berdua di rumah. Apalagi status mereka mantan suami-istri. Sewool malah dibuat bergidik memikirkan segelitir kemungkinan buruk.

Ketika pintu terbuka, hal pertama yang disadari keduanya adalah pakaian mereka—Taehyung mengenakan sweter hijau gelap, celana longgar abu-abu—serasi, dan lebih cocok dikatakan sebagai pasangan yang akan menghabiskan malam minggu bersama.

Ah, Sewool dibuat menyesal kenapa tadi harus berganti pakaian. Sungguh seperti takdir yang rasanya mirip kutukan.

Taehyung melipat bibirnya ke dalam dan mengangkat alisnya dengan gelagat seolah tidak peduli pada pakaian mereka padahal dia ikut menilai. "Masuklah."

Ketika berjalan di belakang pria itu, ia mendengar Taehyung mengeluhkan sesuatu.

"Hah, ternyata saljunya tidak turun sejak kemarin," gerutu Taehyung yang memang sengaja memberitahu Sewool bahwa perkataan si Jung Hoseok berengsek itu salah. Ia menurunkan sandal rumahan dari rak untuk Sewool.

"Aku sudah siapkan beberapa bahannya di dapur," katanya memimpin jalan dan tak sadar Sewool tak mengikutinya. Malah terpaku menatap sandal kulit Gucci hitam di depan kakinya. Merasakan dadanya bagai tali ulir begitu melihat sandal yang dulu pernah dipakaiannya saat mereka tinggal bersama masih terawat seperti baru.

More Than PastryWhere stories live. Discover now