two : Falling into -

80 15 6
                                    

Membuka loker, berjatuhan surat berwarna warni dengan stiker yang mungkin bisa membuat sakit mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membuka loker, berjatuhan surat berwarna warni dengan stiker yang mungkin bisa membuat sakit mata. Ada beberapa orang yang langsung menolong, menghela nafas sedikit lebih lama dan berpikir kenapa orang-orang masih saja berkutat pada emosi sesaat yang dinamakan cinta? Kau ini sedang ada di ujung tanduk kehidupan tapi yang kau pikirkan adalah cinta? Tentu saja semua omelan itu hanya ada di pikiranku dengan tangan berat mengambil satu persatu surat yang berjatuhan.

"Lebih lama lagi aku mendapatkannya, aku bisa gila." Kataku dengan murung, suara lirih dan hanya Gama yang bisa mendengarnya. Aku ingat, dia pernah menasehatiku tentang menjaga perasaan orang lain. Kalau nasehat itu bukan dari mulut orang yang bertahun-tahun di sampingku dan dengan berhasil merebut atensiku, tak mungkin nasehat itu masuk ke rongga ingatanku dan mengubah tindakanku.

Gama hanya tersenyum menyenggol lenganku dan berujar,

"Bersyukur saja, banyak yang masih menyukaimu."

Aku bersumpah, jika saja-sedikit saja laki-laki itu tidak terlalu baik pada dunia, aku tidak akan menganggapnya bodoh- atau di kamusku kunamakan sempurna.

"Aku tidak butuh disukai. Mereka hanya menyukai fisikku, tanpa mengenal aku seperti apa"

"We'll talk about this later, okay? Diam dulu nanti kita ngobrol lagi"

Aku tahu, Gama hanya tidak ingin aku melukai banyak orang yang sudah menuliskan surat-surat ini. Mungkin bagi mereka ini adalah hal maksimal yang bisa mereka lakukan. Bagiku? Hal ini hanya menambah volume tempat sampah.

Entah berapa lama aku sudah menyukai Gama namun tak pernah sedikitpun terbesit untuk memberikan surat. Remeh temeh egoisme yang dituangkan pada tulisan. Tidak berarti apapun bagiku. Kalau kau menyukainya, jaga sikapmu padanya. Jangan sampai membuat orang yang kau suka kerepotan dengan perasaan yang kemungkinan besar hanya dinikmati olehmu.

---

Duduk di bangku SMA adalah hal yang paling menyebalkan dalam hidupku. Mungkin untuk sekarang, aku lebih memilih duduk di meja makan melihat papa bermesraan dengan si jalang daripada duduk di bangku dengan orang-orang yang berisik.

Di samping pojok kelas ada laki-laki yang sedari tadi berbincang dengan temannya soal rencana masa depannya yang katanya yahud. Ayahnya seorang pemegang tanggung jawab tertinggi di perusahaan dan dia direncanakan akan menjadi pewaris tunggal dari perusahaan itu.

Bagian tengah, ada segerombolan anak artis yang menertawakan beberapa teman non anak artisnya yang harus bekerja keras pagi sampai malam hari karena tak ada koneksi apapun. Mereka tertawa karena di hidup mereka akan jauh lebih sukses dari semua murid yang koneksinya tak sebanyak mereka. Gerombolan itu tentu saling mengatakan betapa mempesonanya Melviano Gamawira Soerendra. Mulut mereka saling berbisik, tapi aku tak yakin mereka bermaksud untuk menyinggungku. Mereka hanya tak ingin berurusan denganku saja.

cage of majestyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang