SN 4 🌻

2.5K 422 112
                                    

Kalau cerita ini menghibur. Tolong tinggalkan jejak!
Vote+komen biar aku nya senang.
⚠️Tidak menerima karya ku di plagiat dalam bentuk apapun! ⚠️

Happy reading

" Kan belum denger penjelasan phi dav nya, kok udah nangis aja?" Tanya grace.

Kana berteriak keras sambil menatap penuh amarah ke chan calon suami davikah.

" Nanti phi dav sedih, adik bayi juga sedih gimana dong?" Tanya grace.

Kana masih menangis keras, bahkan kali ini terdengar jauh lebih keras.

Mereka semua kewalahan menangani kana, kana kalau udah tantrum dia jadi tutup mata sama telinga, gak mau di tenangin, gak mau dengerin penjelasan orang.

" Bicara dulu, harus mendengar penjelasan phi dav dulu, kalau kana sudah dengar semua penjelasan phi dav baru kana bisa milih mau lanjut rewel atau memilih buat tenang."

Grace berusaha menahan tangan kana yang sibuk menutup kedua telinga nya.

" Kana dengar bunda bicara apa?" Tanya grace.

Dav dan chan ikut khawatir melihat kana, mereka jadi gak tega sama kana.

" Kana sayang udah ya, mau gimana lagi kalau phi dav nya sudah mau menikah dengan orang lain, mau urat leher kana putus pun gak bisa merubah keadaan. Nanti kana lelah sendiri, hidung nya mampet terus kepalanya sakit, nanti kana malah demam gak bisa keluyuran lagi gimana?" Tanya mild.

Mild dan grace dengan sabar menunggu Kana berhenti menangis, kedua nya sibuk mengusap kepala kana dan cairan bening yang mengalir di pipi kana.

" Iya pinter, pintar nya anak bunda ini," kekeh Grace saat kana berusaha menghentikan tangisan tak berguna nya.

Kana menarik kuat cairan yang keluar di hidung nya sambil menepuk-nepuk lantai rumah.

Perlahan tangis kana mereda sambil mengamati perut rata dav.

" Sudah puas nangisnya? Apa bunda sudah bisa bicara dengan kana?" Tanya grace.

Kana mengangguk pelan sembari mengusap hidung nya menggunakan lengan.

" Berdiri dulu yuk, kita duduk di sofa biar kana nya nyaman."

Grace menghela nafas lega saat kana terlihat penurut.

Mild membantu kana berdiri lalu menuntun tangan kana ke arah sofa.

" Minum dulu sayang, biar lebih tenang," ucap dav sambil menyodorkan segelas air putih ke kana.

Kana meminum air nya dengan perlahan sampai habis.

" Ini anak manis ayah makin pintar, ayah senang kalau kana bisa nurut gini," bisik mild.

Kana bersandar di bahu mild, keliatan cape habis konser kurang lebih satu jam.

" Phi dav sudah boleh jelasin?" Tanya dav.

Kana mengangguk singkat, dia enggan menatap wajah dav.

Ngambek anak nya.

" Ini phi chan, ayah dari adik bayi yang ada di sini," tunjuk dav ke arah perut nya.

SAINGAN [ END ]✓Where stories live. Discover now