SN 28🌻

2.5K 480 192
                                    

⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR BXB HOMOSEKSUAL LGBT, MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN, CERITA INI JUGA TIDAK DI SARANKAN UNTUK ANAK DIBAWAH UMUR⚠️

Happy reading




" Tunggu, jadi maksudnya apa?" Tanya Mama nya cia.

Tul yang masih mengangkat Telpon dari kana langsung memberi isyarat agar dia di beri waktu.

" Sayang nanti mamah hubungi lagi ya, anak mamah bobo sana, jangan begadang, besok kita ketemu ya," ucap tul, terdengar sangat lemah lembut, bahkan sorot mata nya menghangat saat menatap layar handphone milik anaknya.

" Mau bicara sama calon suami nya?" Kekeh tul.

Mew tersenyum tipis lalu mengambil handphonenya dari tangan sang mamah.

" Halo tee-rak k- "

" No!" Teriak kana dari sebrang sana.
Setelah itu kembali terdengar suara rengekan yang sama, tapi kali ini terdengar lebih manja dari sebelumnya.

Mew terkekeh lalu mengalihkan panggilannya ke panggilan biasa, kasian bayi nya keliatan lagi malu.

" Apa mbul sayang," kekeh mew.

Cia terlihat menatap tak suka ke arah mew, kenapa mew baru bisa tertawa, padahal sedari tadi dia sudah berusaha mencari perhatian mew.

" Yasudah bobo, gosok gigi dulu baru bobo," ucap mew.

" Iya besok ketemu, nanti pagi phi kerumah mbul buat sarapan pagi, bobo ya sayang, jangan lupa berdoa."

" Yasudah phi matikan ya, Sleep well and have sweet dreams, honey." Bisik mew.

Mew menuggu kana mematikan panggilan nya, setelah kana matikan baru mew kembali fokus pada acara tak berguna ini.

Semuanya hening, tidak ada yang membuka suara, mew melirik orang tuanya yang juga terlihat acuh.

" Ehm," dehem mew.

Cia yang menundukkan kepalanya pun perlahan menatap mew.

" Terimakasih banyak atas undangan minum teh nya, kalau sudah gak ada hal penting saya izin pamit," ucap mew.

" Mew," tegur cia sembari menggelengkan kepalanya.

" Setiap ada acara keluarga jong cia pasti berusaha untuk hadir, dan ini apa? Sekedar minum teh pun mew terlihat gelisah agar bisa segera pergi dari sini, kami cukup tersinggung atas tingkah laku mew," ucap nenek nya cia.

" Nek," bisik cia.

" Nenek gak suka cia, mereka terlihat tidak menghargai kita," ucap neneknya cia, sedangkan orang tua nya cia memilih untuk diam.

" Maaf sebelumnya kalau ini terdengar sedikit tidak sopan, kami sangat menghargai undangan dari kalian, dan mungkin cia juga tau kalau gak semua orang bisa mengundang kami, apalagi kami berusaha meluangkan waktu untuk datang, harus nya kalian atur rencana yang matang dulu sebelum mengundang kami, bahkan kesan pertama yang saya dapat pun saya merasa kurang nyaman," jujur tul.

" Jadi maksud kamu apa? Kami berbuat se enaknya? Ini rumah kami jadi terserah kami," sinis nenek nya cia.

" Aduh ibu!" Panik mama nya cia.

SAINGAN [ END ]✓Where stories live. Discover now