SN 48🌻

1.3K 337 52
                                    

⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR BXB HOMOSEKSUAL LGBT, MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN, CERITA INI JUGA TIDAK DI SARANKAN UNTUK ANAK DIBAWAH UMUR⚠️

Happy reading


" Loh udah di ambil?" Tanya mew, dia keluar dari kamar mandi sambil mengusap rambut basah nya menggunakan handuk.

" Hmm kan mau pake sekarang," sahut kana, mata nya terlihat fokus ke layar komputer, entah lah apa yang dia lakukan.

Mew menghela nafas pelan lalu duduk di samping kana. Meletakkan kepalanya di paha kana sambil memandangi makhluk manis yang terlihat sibuk itu.

" Bikin apa?" Bisik mew.

" Ini lihat formulir kuliah, kana gak jadi kuliah di tempat kakek mario, soalnya kakek kana ada nawarin kuliah milik temannya." Jelas kana.

Mew tersentak, dia kembali duduk lalu menatap wajah istrinya.

" Kok gak bilang phi? Sayang.. mbul harusnya minta pendapat phi soal ini. Kenapa ambil keputusan sendiri?"

" Aduh.. lupa kalau udah nikah," kekeh kana.

" Sayang please jangan bercanda dulu." Tekan mew.

Kana menghela nafas kasar kemudian mematikan laptopnya.

" Kana mau cari suasana baru, mau cari pengalaman baru juga. Kana harus berkembang bukan? Bukan hanya pendidikan kana yang berkembang. Tapi mental kana juga. Kana mau bertemu orang baru selain dari keluarga jong. Kana mau melangkah lebih jauh. Phi tau kan kalau beberapa tahun ini, kehidupan kana hanya berputar di sekitar keluarga jong, jujur kana bosan. Kana mau cari hal baru."

" Iya gapapa, kalau kana mau itu gapapa, tapi kenapa gak bicara sama phi? Phi suami kana loh. Phi yang bertanggung jawab besar atas kana. Phi harus tau itu baik atau buruk untuk kana. Kenapa gak bicara sama phi?" Tanya mew.

Wajah nya terlihat sangat kecewa saat tau sang istri berani mengambil keputusan sendiri.

" Maaf.. akhir-akhir ini phi sibuk, belum lagi phi mengurus masalah phi davikah dan cia. Kana cuma gak mau menambah beban Fikiran phi. Kana merasa bisa atasi ini sendiri. Kana mau kasih tau phi kalau nanti semuanya sudah beres, jadi phi tinggal cek universitas nya aja." Jelas kana dengan perlahan.

" Sayang... Tolong jangan gini, jangan apa-apa sendiri. Phi suami kana loh. Phi berhak tau masalah sebesar ini. Bicarakan dulu sama suami kana baru kana ambil keputusan."

" Maaf.. kana minta maaf." Lirih kana.
Kana merapatkan tubuhnya ke arah mew lalu memeluk mew dengan erat.

Terdengar kembali helaan nafas dari mew.
Walaupun marah dia tetap membalas pelukan hangat dari sang istri.

" Sudah bicara dengan kakek mario? Nanti beliau kaget kalau kana dadakan kasih tau nya."

" Nanti mau kana ajak ketemu, besok kana telpon kakek nya," sahut kana.

" Hm Yasudah, mana formulir nya biar phi lihat."

Kana mengangguk lucu kemudian kembali membuka laptopnya.

" Sayang ini serius? Coba cek dulu universitas nya bagus atau engga, ini bahkan jauh dibawah universitas keluarga kita loh. Sini phi jelaskan." Ucap mew sambil memindahkan tubuh kana ke pangkuannya.

" Universitas keluarga jong ini bukan universitas yang baru berumur belasan tahun, ini universitas lama, bahkan sudah puluhan tahun. Universitas yang di jaga turun temurun oleh keluarga kita. Dan masuk di sana pun gak mudah, banyak seleksi nya, dan kana tau banyak lulusan terbaik di universitas keluarga kita. Sekarang phi tanya, kenapa kana pilih universitas yang berada dibawah keluarga jong? Kana nanti lelah loh, harus tes ini, harus tes itu, dan belum tentu kana lulus seleksi. Coba kalau di universitas keluarga kita, kana tinggal masuk, duduk, belajar, terus pulang. Ya ampun sayang.. phi sampai gak habis pikir sama tingkah kamu yang ini."

SAINGAN [ END ]✓Where stories live. Discover now