『••✎••』

5.3K 228 10
                                    





















✿; Taman ❞


















25 menit telah berlalu, kini Bubu telah menyiapkan makan berat untuk mengisi stamina. Daddy masih setia dengan manusia kecil di gendongnya walaupun masih dengan posisi sebelumnya ia masih bertahan. Berbeda dengan ketiga anak yang berbeda usia, mereka baru kembali dari bermain bola kecil di tangan.

Sambil berlari ketiganya berteriak mengadu, lebih tepatnya cuma si paling kecil.
"Bubu! Bubu.. Bubu~ tadi kakak melempal bolana tellalu jaaa-uhh.. Kena kaka cantik nangis"

"O ya? Lalu kakak cantiknya gimana? Kakak sudah minta maaf?" sambil mengusap wajah Sungchan lalu melirik Jeno meminta jawaban.

Jeno hanya mengangguk sekilas lalu kembali kebelakang Daddy terduduk bersila menatap diam sang adik yang masih tertidur.

Mark mendudukkan dirinya di samping Bubu, membantu menata beberapa makanan untuk dimakan.

"Kakak mau bermain dengan adik ya kak?" tanya Bubu yang selalu memperhatikan gerak gerik putra keduanya.

"Sedikitnya sudah berlalu bubu.." ucap Jeno sedikit sendu, Daddy yang melirik Bubu mendapat anggukan kecil. Menepuk dua kali pantat si kecil yang masih terlelap, sesekali mengusap punggung kecil itu. Karena mendapatkan beberapa gangguan si empunyapun terusik dari tidurnya.

"Emmm.." kedua alis kecil itu mengerut, sambil merengek kecil mengadu kesal karena terganggu, Menyembunyikan wajahnya diceruk leher Daddy.

"Ayo ayo Beomi bangun dulu, ditunggu kakak" ucap Daddy membujuk si bungsu yang mengeratkan pelukannya di leher, mendengar kata kakak si bungsu yang masih mengusakkan wajahnya dibahu sang Daddy mengangkat wajahnya mendongak sedikit mengintip dibalik pundak besar mata bulat itu seketika membentuk bulan sabit melengkung menyembunyikan mata indah sang empunya. 

"Kaka" ucapnya yang terdam di bahu kokoh sang Daddy, seketika senyuman terpatri di wajah kakak, matanya ikut membentuk bulan sabit saat mendengar suara adiknya yang teredam dipundak ayahnya.

Perlahan, kaki kecil yang dilemaskan memiliki tenaga. Melurus ingin menginjakkan kelantai Daddy yang peka sedikit mengendorkan pelukannya dibokong sibalita juga sedikit mencondongkan diri membantu si bungsu mempijakkan kakinya.
Setelah terpijak dengan sempurna, kaki kecil itu melangkah cepat mendekati tubuh Jeno semilir angin menerpa rambut panjang halus si bungsu saat melangkah semakin dekat.

"Hap, dapat" ucap Jeno memeluk tubuh kecil itu. Sikecil hanya cekikikan saat berada di pelukan Jeno, Sungchan yang melihat itu ikut berdiri menubruk tubuh Mark yang pusat pandangannya memperhatikan si bungsu dan adik nomor duanya. Cukup terkejut dengan kelakuan tiba-tiba adik kecil satunya ia hanya tersenyum sambil mengusap punggung kecil Sungchan.

"Aigo~ uri Uchannie~" goda Mark sambil menepuk-nepuk bokong kecil  Sungchan. Daddy dan Bubu yang melihat hanya bisa tersenyum bahagia serta gema dengan tingkah anak anaknya.






•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•




















Keempat anak berbeda usia itu menikmati waktu bermain dengan tawa. Dengan di perhatikan oleh kedua orang tua di bawah pohon besar beralaskan tikar. Selesai mengisi perut dengan beberapa makanan yang di bawah Bubu, mereka membakar kalori dengan bermain bersama disekitaran taman yang luas.

Mark dan Sungchan berboncengan dengan sepeda yang disewakan oleh Daddy, Jeno yang niat awalnya juga ingin membonceng si bungsu pupus karena si bungsu memilih menaiki skuter berwarna coklat dengan gambar beruang di tiangnya serta beberapa gantungan kecil berbentuk beruang yang menjuntai di kedia sisi stirnya. Membuat si bungsu bersikeras menginginkan menaiki benda tersebut alih-alih di bonceng oleh kakak.

Walaupun melewati beberapa drama kecil akhirnya Daddy dan Kakak terpaksa mengalah daripada si bungsu menangis berujung di amuk Bubu lebih baik memilih opsi aman walaupun memiliki rasa tidak rela dihati keduanya. Daddy yang merasa khwatir akan si bungsu yang terluka, serta kakak yang selalu ingin bersama si bungsu.

Mark dan Sungchan sudah mengitari taman sebanyak 3x sedangkan si bungsu baru setengah jalan, dibelakangnya ada Jeno yang mengawasi sesekali membiarkan si bungsu menginjak peggasnya berjalan jauh setelahnya ia ikut menggayuh sepedanya menggapai sibungsu, begitu seterusnya.

Termakan 5x sudah Mark dan Sungchan bersepeda, sesekali meneriaki Jeno dan Sibungsu. Sungchan begitu tertawa lepas bahagia karena bermain. Bungsupun sesekali tersenyum menampilkan gigi kecilnya yang rapi serta mata yang bersembunyi dibalik matanya yang membentuk bulan sabit, Jeno yang sedikit merajuk pada sibungsu sesekali menegur.

"Kakinya di pijak pijakkan Beomi. " sibungsu mengikuti ajaran kakak menekan nekan pegassnya agar skuter berjalan saat saat skuter itu berjalan dengan lancar walaupun cuma 15 menit, kaki kecil itu sesekali berhenti menginjak peggas karena masih belum terbiasa, maklum si bungsu suka mageran.

"Stirnya jangan di bengokin! Nanti jatuh, lurusin aja" tegur Jeno saat si bungsu mencoba kembali menginjak peggasnya.

"Uhm" angguk si bungsu yang rambutnya ikut bergoyang saat ia menggerakkan kepalanya.

"Injak terus peggasnya jangan berhenti!" sesekali Jeno melirik kebelakang karena banyak anak juga yang menggunakan skuter takut takut ada yang oleng lalu menabrak adiknya.

"Udah paling aman emang tadi sama kakak sepedaan, malah milih skuter. Lagian ngapain sih si pemilik gaya gaya'an segala pake dihias, alay banget  norak" gerutu Jeno sambil menggunakan kedua kakinya berjalan dengan diri masih duduk di atas sepeda.















































T. B. C𖤐

🇫 🇦 🇲 🇮 🇱 🇱 🇪 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang