『••✎••』

3.4K 178 0
                                    






















✿; patung prank (?) ❞




















Jeno yang setia mengawal si bungsu memilih mengambil langkah cepat yaitu menculik sang adik, perjalan mereka baru melewati ⅛ luas lapangan, Mark dan Sungchan sudah memilih istirahat setelah berputar 10x melelahkan memang dan Sungchanpun tertidur di gendongan Daddy. Mark yang sudah berbaring di samping duduk Daddy dan Bubu yang menyender di bahu kanan.

Jeno yang jengah turun dari sepeda lalu menggendong tubuh adiknya berlari meninggalkan skuter serta sepeda yang tergeletak di jalan taman, sungguh na'as nasib benda mati itu.

"Aaaa.. " sambil memberontak tubuh kecil itu terangkat dan tangan kecilnya memukul leher belakang kakak banyak banyak hanya saja kekuatan dari tangan kecil itu tidak terasa sakit.

Setelah sampai di tempat terkasih berada, terdengarlah lebih jelas suara tangis si bungsu yang menangis menolak di gendong.

"Hiks.. Hiks.. Hikss...Bu... Bwubwu~ hiks.. "

Bubu terbangun dari sandaran pundak Daddy dia berdiri mendekati Jeno dan sibungsu yang masih menangis di gendongan.

Mengusap punggung kecil bungsu "sayang kenapa.. Beomienya kenapa menangis?" tanyanya dengan lembut

"Lama, jadi kakak mengambilnya saja" Bubu hanya tersenyum mengangguk lalu menyamakan tingginya dengan kakak. Mengusap kepala kakak pelan "kakak, lain kali jangan langsung ngambil adiknya ya sayang ya, tidak baik. Beomiekan punya kebiasaan buruk sayang kalau apa..?"

".. Kalau Beomie nangis berhentinya lama, terus semakin rewel"

"Pintar, lain kali tanya baik baik ya adeknya jangan langsung di ambil gitu aja ya nak ya?" Jeno hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Bubu mengambil tubuh Beomie dari gendongan Jeno yang di sambut cepat oleh si bungsu menangis lebih kencang dan tersendat-sendat karena kesal.

Jeno menatap wajah merah adiknya sekilas, lalu menunduk. Ia ikut menangis Mark yang melihat itu segera bangun dan memeluk tubuh adiknya. "Tidak apa kak Jen" bujuk Mark menepuk-nepuk punggung Jeno.




















•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•




















Bubu kembali membawa tubuh bungsu ketempat sebelumnya, tempat skuter bear sewaan daddy. Setelah membujuk segala macam cara akhirnya si bungsu berhenti menangis walaupun masih sesegukan. Setelah di letakkan di atas skuter wajah yang memerah itu menampilkan bulan sabitnya, sebentar saja.

"Bu~" menatap wajah Bubunya dengan mata yang masih menampilkan bendungan di matanya.

"Iya sayang?" sambil menyingkirkan poni yang menutup pandangan si bungsu. "Kaka mayah?" cicitnya lalu menunduk menatap gambaran beruang di tiang dan di tapakan skuter.

"Tidak sayang, ayok kita ke kakak tapi pake ini ya, biar nanti langsung di pulangin punya paman yak"

"Uhm"

Melanjutkan aktivitas sebelumnya Beomie menginjak peggasnya, Bubu mengambil sepeda yang juga sebelumnya tergeletak disamping skuter berjalan di belakang anaknya yang masih dengan kesibukannya, ia memegang stir sepeda.

Saat sebelum sampai di tempat tujuan, tubuh kecil itu turun dari skuternya dan berjalan pelan mendekati patung pria yang mengenakan topi serta tas yang di pangku duduk di salah satu bangku taman. Bubu hanya memperhatikan dari belakang sambil tersenyum menunggu anaknya kembali.

Anak kecil itu berjalan mendekati patung sambil memeluk sayang patung tersebut hanya sebentar, namun tiba-tiba patung tersebut oleng kekiri membuat Beomie panik serta jari kecilnya menarik kuat pakain yang digunakan patung, tangan kanannya yang masih terbebas sedikit menahan dengan sekuat tenaga ia berusaha menarik tubuh itu agar kembali tegap, kaki kecilnya beberapa kali berjinjit sebagai pertahanan.

"Bubu.. Bubu help! Bubu!" dengan wajah memerah sambil menahan napas dengan mata yang sudah siap menumpahkan bendungannya, Bubu mendekat dan seketika patung tersebut kembali tegap Beomi yang perlahan melepaskan pegangannya berjalan mundur sambil pandangannya masih berfokus pada patung.

Bubu memeluk tubuh kecil itu dari belakang sambil terus mengusap dada beomi agar tenang.

"Halow!" kata patung tersebut, Beomie yang masih menekuk bibirnya kebawah itu dengan masih menampung air mata di matanya menatap patung tersebut, jari kecilnya terangkat merespon lambaian patung pria di depannya.

"High five!" ajak patung tersebut, tangan Bubu yang masih mengusap dada anaknya berusaha membujuk "tos sayang tos, nggak apa kok nak" dengan langkah pelan tangan kecil itu menyentuh pelan uluran tangan si patung. Si patung tertawa gemas begitu pun dengan Bubu karena tubuh Beomie dengan cepat berbalik memeluk kaki Bubunya bersembunyi.

Sipelaku lalu membuka topengnya yang sepaket dengan topi, menampilkan wajah penuh keringat. "Hehe maaf kak ini aksi prenk, minta maaf sekali bukan maksud bikin si dedek takut" ucapnya. Bubu hanya tersenyum ramah

"Makasih kak!" laki-laki yang terlihat seperti mahasiswa itu berdiri dari duduknya membungkuk sedikit lalu beranjak dari tempatnya, temannya yang lain datang mendekat lalu membawa kawannya yang berbuat iseng.






















T. B. C𖤐

🇫 🇦 🇲 🇮 🇱 🇱 🇪 ✔Where stories live. Discover now