『••✎••』

1.4K 94 8
                                    






















✿; Bochil bertingkah ❞






















Hari sabtu adalah hari libur, namun tidak untuk Jung Jaehyun. Ia harus pergi ke kantor dengan berat hati meninggalkan rumah, meninggalkan para kesayangannya.

Mereka berkumpul di ruang tengah, Mark dan Jeno yang bermain PS, Sungchan yang dipotong kukunya oleh Bubu dengan dipangku. Beomgyu menunggu giliran, dengan menyibukkan diri duduk mengayunkan kaki kecilnya di sofa single, sesekali bersenandung kecil.

Jaehyun menatap sedih, harusnya ia menemani putrinya menunggu giliran, harusnya ia bermain dengan putrinya hari ini, harusnya ia tak kekantor saat semua anaknya libur sekolah.

"Hhah~ Sayang Daddy berangkat ya" ucap Jaehyun mencium kening Taeyong, lalu mengusap kepala Sungchan.

"Uhm, hati hati ya Dad." balas Taeyong. Jaehyun berjalan mendekati si bungsu yang masih sibuk menundukkan kepalanya memperhatikan kakinya yang berayun.

"Beomie, Daddy kekantor dulu. Nanti main sama Daddy yak, jangan bandel"

"Uhm" Jaehyun mengecup pipi Beomgyu lalu mengusap kepala si bungsu dengan sayang.

"Boys Daddy berangkat. Jagain istri Daddy dan adik adikmu"

"Siap komandan!" ucap Mark dan Jeno bersamaan.





















*┈┈┈┈*┈┈┈┈*┈┈┈┈




















Hari berganti siang, keluarga Jung telah memasuki waktu sendiri sendiri, bisa dikatakan waktu 'me time' sekedar melakukan hobi atau beristirahat dengan tertidur.

Mark memasuki kamar utama, setelah mengetuk pintu.

"Ada apa sayang?" tanya Bubu saat melihat pakaian Mark yang sudah rapi.

"Abang mau main kerumah Dino, Bu"

"Pulangnya jangan terlalu sore ya, nak"

"Siap" setelah mencium pipi Bubu Mark lalu berlalu.

Taeyeong melirik jam, sudah pukul 12.22. Lalu melirik kesamping memperhatikan wajah pulas kedua bungsunya yang tertidur.

"Karena sudah siang, lebih baik aku buatkan cheesecake. Sudah lama tidak membuat cemilan" monolognya, meletakkan masing-masing satu guling di sisi Beomgyu dan Sungchan.

.



Saat keluar dari kamarnya Bubu berpaspasan dengan Jeno.
"Kak Jen?"

"Hehe, Bu Kak Jen mau main game di kamar"

"Game online?"

"Yapp, boleh yak?"

"Yasudah, Bubu mau kedapur membuat kue"

"Okkeey Bu"



















*┈┈┈┈*┈┈┈┈*┈┈┈┈








"Bubu..?" ucap Beomgyu yang sudah terbangun dari tidurnya, melihat kembarannya yang masih terlelap tak tega untuk membangunkan. Kaki kecilnya berjalan keluar kamar dengan mudahnya. Bubu tidak merapatkan pintu, untuk memudahkan sikembar keluar kamar karena tinggi sikembar masih dibawah kenop pintu, membutuhkan waktu yang lama untuk menggapai.

"Bubu..." cicitnya pelan sambil kedua tangannya mengosok matanya. Kaki kecilnya tidak melangkah ke arah dapur, melainkan yang berlawanan kearah, ke taman.

Kota yang habis diguyur hujan membuat tanah yang dipijak menjadi becek. Gadis kecil itu tersenyum, saat telapak kakinya bersentuhan langsung dengan tanah yang basah.

Beomgyu melangkahkan kakinya menuju rumah rumah kecil tempat hewan peliharaan Bubunya disimpan, kelinci. Membuka pintu rumah hewan bertelinga panjang nan berbulu halus itu, membuat hewan bertubuh gempal itu keluar kandang, Beomgyu sangat senang ia mengejar kelinci berbulu putih itu, berlari yang mana membuat tanah yang dipijaknya menyipratkan tanah yang bercampur air.

"Hihi bunny~"

Setelah mendapatkan tubuh kelinci berbulu itu, ia mengambil tanah di sampingnya memandikan hewan gempal itu dengan lumpur sesekali tangannya mengusap bajunya ikut memandikan dirinya.

"Bunny, Mandi.. Beomie juga mandi ko, hihi yahhu~!" ucapnya menggerakkan kepalanya kekiri dan kekanan.

Kini tubuh bersih kelinci itu telah berubah menjadi coklat. Karena sudah selesai dengan pekerjaannya Beomgyu melepaskan si kelinci.

"Eumm??" tersadar, Beomgyu bingung dengan keadaannya.

"Baju Beomie kotoy..? Sejak kapan?" tanyanya pada diri sendiri

"Omaygad! Nanti bubu mayah oh no~!" kaki kecilnya berlari kearah kotak seukuran kaki orang dewasa, memasukkan kakinya disana yang seketika kakinya terbungkus oleh plastik, melakukan hal itu secara bergantian pada kakinya yang belum terbungkus.

Memasuki rumah dengan perasaan bangga, karena kakinya yang kotor tidak meninggalkan jejak di lantai.

"Bubu kemana?" berjalan melewati dapur yang ternyata kosong lalu melanjutkan tujuannya membersihkan dirinya.

"Cepat cepat, nanti dilihat Bubu!" ucapnya riang, suara Beomgyu itu kecil, seperti tubuhnya, Beomgyu harus sedikit berusaha (tenaga) jika berbicara agar suaranya bisa didengar saat bercerita.

Saat sampai di depan pintu kamar mandi tamu, Beomgyu berjinjit, sesekali melompat untuk menggapai gagang pintu.




















CLEK!

















"Beyhasil, yeeay!" karena takut ketahuan Bubu, tangan kecilnya mengambil kunci yang bertengger di tempatnya, lalu memasukkannya kelubang kunci bagian dalam.


















KLIK!
















Beomgyu berhasil mengunci kamar mandi dengan baik, karena terlalu senang setelah memutar kunci sebanyak tiga kali, ia justru menarik kunci dari tempatnya lalu menggemgam kunci tersebut ditangannya.

"AAAA.. Ada bebek dan peyahu!" teriaknya semakin kesenangan, saat melihat 12 bebek yang mengapung di wadah persegi berisi air yang lumayan besar, serta perahu kayu dan plastik yang tak tersusun beraturan di samping wadah. Berjalan memasuki wadah yang airnya tumpah saat tubuh kecil itu masuk sepenuhnya.

"Hihi lucu.. " ucapnya saat berhasil menekan bebek besar yang mengeluarkan bunyi bebek. Ia juga mendengar suara gemerincing di atas lantai entah benda apa yang terjatuh tepat masuk kedalam lubang penyaringan.

"Eumm?" bingungnya namun ia kembali sibuk dengan bebek bebeknya.




























T. B. C.



































































🇫 🇦 🇲 🇮 🇱 🇱 🇪 ✔Where stories live. Discover now