Sembilan

1.3K 188 8
                                    

"Ras? Laras? Lo nggak apa- apa, kan?" Dito menepuk- nepuk punggung Laras  yang berada dalam rangkulannya. Pria itu terlihat sangat kaget sekaligus panik.

"Dito?"

"Hei!" 

"Nggak, nggak, aku nggak kenapa- napa. Makasih. " Laras berusaha menegakkan tubuhnya yang tadi ditopang oleh Dito. Sementara pria itu mengawasinya dengan teliti. "Nggak ada yang luka, kan?"

"Nggak. Kamu kok di sini?" Laras mengedarkan pandangan ke sekitar. Dia tidak sadar sudah melewati area pertokoan dan restoran yang ramai.

"Aku... aku baru pulang dari, tempat teman. " Laras terpaksa membohongi Dito. Tidak mungkin ia mengatakan bahwa dirinya baru saja periksa rutin kehamilan, karena pria itu pasti akan curiga.

Bukan rahasia kalau Laras mendadak resign dari Golden Epona. Dan Dito juga sekretaris, yang sudah pasti mendengar gosip kedekatan Laras dengan Gatra di luar hubungan profesional. Sementara Laras tak yakin bisa mempercayai Dito atau tidak.

Dito mengangguk. "Sendirian?"

Laras kembali mengangguk sebagai jawaban. "Gue anterin ya, habis ini?"

"Emang kamu nggak sibuk, Dit? Eh, ya. Sisil di mana? Kok aku telepon dia nggak jawab. Aku sempat datang juga ke kosannya, tapi katanya dia Udah nggak tinggal di sana lagi. Udah nggak kerja di GE lagi, kah?"

"Nggak tahu deh, nggak jelas!" keluh Dito. "Eh, gue habis makan. Lo udah makan?"

"Udah. Entar aja aku makan di kosan."

"Kosan lo?"

"Kampung Melayu. "

"Gue anterin oke, nggak?"

"Emang kamu nggak harus balik ke kantor, Dit?"

"Nggak perlu. Soalnya bos lagi ngejar- ngejar cinta!"

"Ngejar cinta? Apa maksudnya?" Kernyitan samar muncul di dahi Laras.

"Dia tuh sama Sisil!"

Pupil mata Laras kontan melebar. Ia tidak dapat menyembunyikan ekspresi kagetnya.

"Panjang deh ceritanya! Yuk gue anterin balik aja!"

***

Dari semua rekan sekretarisnya di HSS Goldeneye, Dito paling menaruh hormat pada Arina, Mbak Shella dan Bu Yulita yang menjadi sekretaris lantai atas. Sementara pada Laras, ia sempat menaruh hati. Karena gadis itu dinilai sangat ramah dan menyenangkan. Hanya saja, gosip yang santer beredar adalah Pak Gatra juga  menaruh hati pada perempuan itu.

Bahkan, ada yang mengatakan bahwa salah satu direktur Golden Epona itu tengah memacari Laras secara diam- diam. Lalu, sewaktu Laras mendadak resign, seisi kantor heboh dan mulai berspekulasi bahwa kemungkinan Laras sudah "kena" oleh sang chief operating officer.

Kini perempuan itu duduk di dalam mobil Honda Brio hitam milik Dito. Melayangkan tatapan hampa ke luar kaca mobil yang melaju cepat. "Lo lagi sakit ya, Ras?"

Barulah saat itu Laras menoleh ke arah Dito. "Oh, maaf ya. Aku ngelamun lagi. Sori. Emang lagi nggak enak badan aja. Gimana Dit, keadaan kantor?"

"Kacau." Sahut Dito disertai senyum kecut. "Sisil Walkout dari kantor, setelah sekian bulan dia ribut sama Reagan. Gue deh yang jadi korban. Sekarang lo sendiri kerja di mana, Ras? Waktu itu, mendadak banget resignnya."

"Aku di Bintaro..."

"Oh." Gumam Dito singkat. "Ini belok ke mana?"

"Nyeberang. Masuk gang situ sih. Aku turun di sini aja deh, Dit. Tinggal jalan masuk gang aja."

Miss Dandelion Where stories live. Discover now