Tiga Puluh dua

1.6K 303 51
                                    


Sudah dua hari Laras menghilang. Dan membuat Suta seperti orang yang sudah kehilangan akal sehatnya.  Ia sudah mengerahkan segala sumber daya yang ia punya untuk mencari keberadaan istrinya itu.

Bahkan, ia meminta bantuan Ezra untuk menghubungkan dengan orang yang punya bisnis keamanan dari salah satu anggota Mythology Group atau klan Jarasanda, yang mana saja yang bisa menemukan istrinya. Namun, pencarian mereka sejauh ini belum membuahkan hasil.

Suta tercenung di dalam ruangannya. Sudah dua hari ia tidak pulang, bahkan sama sekali  tidak ke luar dari ruangannya. Membuat perasaan bersalah Dhea makin bertumpuk- tumpuk.

Perempuan itu pun  sejak tadi hanya mondar- mandir di depan ruangan bosnya. Membuat Davinsha dan Linda yang duduk di kursi Laras,  geleng- geleng prihatin melihatnya.

"Kira- kira ke mana ya, perginya Laras?" Linda bertanya entah pada siapa.

"Nggak tahu. Nggak kepikiran juga." Davinsha menjawab asal. Baginya, istri bos itu seperti penuh misteri. Datang dari antah berantah. Melamar pekerjaan sebagai sekretaris. Dua bulan kemudian ketahuan lagi hamil. Dan tiba- tiba dia adalah istri bos.

Segalanya tentang Laras seperti sebuah misteri. Dia kelewat ramah, kelewat rajin, dan tidak gampang baper. Membuatnya mudah disukai oleh banyak orang.

Seperti bukan definisi manusia masa kini. Dewasa ini, Davinsha jarang bertemu orang yang tidak palsu seperti Laras. Dan sekarang perempuan itu menghilang tanpa jejak mirip dalam novel yang difilmkan; The Gone Girl.

Tidak ada yang tahu keberadaannya. Tidak ada yang melihat dia pergi. Tapi, berdasarkan keterangan dari Dhea yang sempat tiba- tiba diberi komplimen sama pihak restoran, Davinsha curiga bahwa ini adalah penculikan berencana.

Mungkin, sebenarnya, Laras adalah mantan simpanan pejabat berkuasa dan bayi yang ada dalam kandungan itu milik si pejabat, sehingga si pejabat memburu keberadaan Laras. Atau yang lebih parah dari itu, kemungkinan Laras adalah alat agen mata- mata internasional yang dikirim untuk menyelidiki seseorang.

Buset! Pikiran Davinsha mau meleleh rasanya. Betapa banyak spekulasi yang bermain dalam otaknya saat ini. Lagian kalau memang benar, buat apa bos Suta menikahi wanita hamil?

Karena berita hilangnya istri bos, banyak karyawan yang jadi sibuk bergosip. Berita itu sendiri menyebar dengan cepat bagaikan kebakaran hutan di puncak musim kemarau.

"Mendingan lo duduk deh, Dhe. Ini Vinsha udah mulai ngaco otaknya!"

"Tapi gue ngerasa bersalah banget, Lin. Gara- gara gue, Laras jadi ilang. Coba kalo gue nggak paksa dia buat ikut makan! Pasti sekarang dia masih duduk di situ!" Dhea merujuk ke kursi sekretaris yang kini diduduki Linda.

"Terus dengan lo mondar- mandir kaya gitu, Laras bisa ketemu? Lo bakalan  bikin kita juga jadi ikutan gila kalo terus- terusan mondar- mandir kayak gitu . Pernah nggak lo mikir, bahwa mungkin saja selama ini si Laras sudah diintai? Lo cuma ada di tempat dan waktu yang salah aja!" gerutu Davinsha, untuk mendukung pernyataan Linda barusan.

"Terus gue kudu gimana?" Dhea jadi gregetan sendiri. Ingin rasanya dia menjungkirbalikkan meja Laras. Mengobrak- abrik isi kantor ini saking  frustrasinya.

"Selamat siang? Suta ada?" Semua kepala yang ada di situ kontan menoleh ke arah sumber suara.

Nun di situ, tegaklah sosok hantu masa lalu Suta. Felisha dalam balutan midi dress warna hijau daun sage, dengan sepasang ankle strap setinggi lima belas sentimeter membalut sepasang kaki mulusnya. Juga riasan wajah yang on point.

"Ada,"

"Thanks,"

Felisha melenggang ke pintu ruangan Suta dengan meninggalkan aroma Chanel no. 5 di belakangnya.

Miss Dandelion Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt