Tiga Puluh Tiga

1.6K 335 58
                                    

Suta murka bukan main, ketika mendapati isi amplop yang diberikan salah satu pramubakti kantornya.

Tadinya, ia merasa bersyukur karena Mbak Dartik datang untuk menginterupsi kegiatannya bersama Felisha di dalam ruangannya.

Perempuan itu masih memiliki daya tarik bagi seorang Suta. Felisha baru saja akan menanggalkan kemeja Suta, bertepatan dengan munculnya Mbak Dartik yang seperti melihat penampakan genderuwo kombo  sama kuntilanak di siang bolong.

Felisha saat itu sudah menduduki tubuh Suta yang telentang di atas sofa. Pria itu lantas memaki dan mengusir Felisha setelahnya.

Namun kini kemarahannya kembali terbit lantaran foto- foto yang ada di dalam amplop tadi.

Isinya adalah foto- foto Laras yang tengah digiring masuk ke dalam sebuah sedan Lexus hitam. Laras tidak tampak ketakutan atau terpaksa. Si pengirim foto juga sempat mengambil gambar plat Mobil tersebut.

B 9412 A.

Suta kemudian mengirimkan tangkapan layar itu pada Ezra. Tak perlu menunggu lama, Suta sudah mendapatkan jawabannya.

Gatra Wibisana Senoadji.

Sialan!

Apa hubungan Laras dengan Senoadji yang satu itu? Pikiran liar pun berebut masuk ke kepala lelaki itu. Hingga ia mencapai satu kesimpulan; Gatra adalah ayah dari bayi yang dikandung Laras.

Senyuman sinis terpampang di wajahnya.

Hebat juga perempuan itu! Ia berhasil menggaet ikan kakap sekelas Gatra Senoadji untuk tidur dengannya. Bahkan hingga mengandung anak lelaki itu.  Rupanya Laras sudah pro. Keluguan yang ditampilkan perempuan itu bisa jadi hanya sebatas kedok!

Selama ini Suta telah tertipu mentah- mentah! Dia terperdaya oleh senyuman, suara yang lemah lembut itu. Semuanya ternyata palsu belaka.

Suta murka. Ia meraung marah. Semua benda yang berada di dalam ruangannya jadi sasaran.

****

"Jadi kamu menerima tawaran saya, Laras?" Gatra menodongnya dengan satu pertanyaan ketika Laras baru saja turun untuk makan pagi.

Ini adalah hari keempat Laras berada di rumah PIK. Perempuan itu merasa bahwa dirinya mirip seorang putri yang terkurung di kastel yang kokoh dan menunggu untuk diselamatkan. Seperti Rapunzel.

Hanya saja kini ia ragu, apakah Suta sudi menjemputnya. Melawan naga- naga berupa anak buah Gatra yang menjaga rumah besar tersebut.

"Laras?"

"Eh, Pak.... saya...."

"Saya membawamu ke sini untuk memberikan penawaran tersebut. Kamu dan anak kita akan aman di sana. Saya bisa kapan saja datang menjengukmu. Ini semua demi masa depan kita. Masa depanmu. Masa depan anak saya juga. " Mata Gatra tertuju pada perut Laras yang membuncit.

Pagi itu Laras mengenakan terusan bunga- bunga keluaran dari Dries van Noten yang terasa pas membungkus tubuhnya. Dia merasa amat cantik dalam balutan pakaian bergaya yang mahal ini. Semua pakaian Laras selama ini dibeli di Mangga Dua, Tanah Abang, Pasar Baru, atau di department store sejuta umat. Pakaian keluaran butik mahal tidak masuk dalam anggarannya.

Jadi, kemarin Gatra menawarkan agar Laras pindah ke luar negeri. Gatra punya rumah di pedesaan Inggris. Rencananya, ia akan mengurus kepindahan Laras ke negara itu. Perempuan itu juga akan melahirkan di sana, serta mendapatkan fasilitas terbaik yang bisa Gatra berikan pada satu- satunya darah daging pria itu saat ini.

Sayangnya, Laras tak ingin berbuat kesalahan untuk kedua kalinya. Ia tidak mau mencuri pria itu dari istrinya yang kini mungkin lebih membutuhkannya.

Juga karena Laras sudah punya Suta. Meski ia merasakan bahwa kini badai seolah-olah tengah bergerak dan akan menggulung Laras hingga lumat. Tapi dia akan berusaha untuk menghadapinya dengan cara yang benar.

Miss Dandelion Where stories live. Discover now