Empat Belas

1.4K 224 13
                                    

Perempuan berusia awal tiga puluhan itu mengaku bernama Mbak Ermin. Dia adalah asisten rumah tangga di rumah itu. "Dulu mah Mas Suta sering tidur di apartemen, ketimbang di rumah! Sekarang saya teh seneng banget, akhirnya si Mas teh menikah juga." Ceroros perempuan itu. Sekali bertemu, Laras langsung menyukai perempuan berperawakan gemuk dan bertubuh tinggi itu.

" Mbak Laras ketemu Mas Suta di mana?"

"Di kantor, Mbak. " Laras meringis.

Rasanya aneh. Kini Laras menjalani hidup ala Cinderella yang seperti dalam novel- novel atau sinetron- sinetron. Seorang sekretaris dari antah berantah, dinikahi oleh bosnya.

Bedanya, sang bos tidak menikahinya lantaran jatuh  cinta setengah mati pada sang Cinderella, melainkan karena simbiosis mutualisme.

Pertimbangan Laras yang pada akhirnya menyetujui pernikahan yang ditawarkan Suta adalah  karena dia takut mengalami kejadian seperti yang terjadi di belakang  pos kamling kemarin.

Selama ini, bukan satu dua orang yang menganggap Laras adalah perempuan gampangan  yang bisa dibayar hanya karena bentuk fisiknya  yang menggoda itu.

Paling tidak, kalau dia punya suami yang berasal dari kalangan atas, orang akan merasa segan untuk menggodanya. Entah benar atau tidak, yang jelas, setelah kejadian yang melibatkan Andri itu, Laras benar - benar sudah kelelahan untuk  berpikir lagi.

Sehingga ketika untuk kesekian kalinya Suta muncul dengan tawaran yang sama, Laras segera menyambarnya. Siapa yang tahu, bila ini memang jalan hidup yang digariskan Tuhan untuknya.

Selain hanya dihadiri oleh segelintir orang, dalam pernikahan ini, keduanya sepakat untuk merahasiakan status pernikahan tersebut dari orang kantor. Sementara Laras tetap akan bekerja hingga Suta menemukan sekretaris baru.

"Mbak Laras suka makan gudeg pasti, soalnya kan orang Jogja. Saya dengar orang sana suka makanan yang manis- manis, kan?" tanya Mbak Ermin penuh semangat.

"Kalau saya sih di sini paling- paling masak cuma buat saya sendiri, Pak Gun, sama Pak Abas sama Pak Tono, satpam di depan itu.  Mas Suta jarang banget sih makan di rumah. Kalau pun lagi di rumah, dia lebih suka ngurung diri di kamar. Nggak mau dia makan gitu. Sekarang siapa tahu sudah punya istri jadi mau makan." Cerocos Mbak Ermin.

Agaknya, orang ini memang suka sekali mengobrol. Atau karena dia jarang dapat teman ngobrol, makanya begitu ketemu Laras yang kelihatan ramah itu, Mbak Ermin bisa melampiaskan hasrat mengobrolnya sepuas hati.

"Ah saya makan apa aja sih Mbak. Kalo Mbak Ermin pasti pinter masak kayaknya. Kalau saya sih biasanya  cuma masakan kampung, Mbak Ermin. Yang gampang- gampang saja. Nggak kayak Mbak Ermin yang pasti udah jago banget masaknya ya kan?"

"Ah Mbak Laras mah bisa aja kalau memuji. Saya juga sama kok!"

Dan obrolan itu akan terus berlanjut hingga keesokan harinya bila Suta tidak menginterupsi. "Kamu masuk ke kamar. Saya mau ngomong. "

***

Gosip Laras yang pulang kampung karena dikawinkan dengan pemuda pilihan orangtuanya sudah santer terdengar hingga ke bagian fashion buyer, yang kebetulan sedang berada di kantor pusat.

Ada yang mengucapkan selamat. Ada pula yang melirik sinis.

"Beneran lo, Ras, udah nikah? Sama siapa?"

"Sama pacar saya lah, Mbak."

"Oh ya? Pacar kamu orang mana sih? Perasaan nggak pernah liat, tapi tahu- tahu udah sah aja!"

"Kerja di mana Ras, suami kamu?"

"Di Bandung."

"LDR dong ya?"

Miss Dandelion Where stories live. Discover now