Chapter Nine

2.7K 211 15
                                    

"Do you feel like a puzzle you can't find your missing piece?" – Coldplay

-

-

Sebuket mawar merah tergeletak di atas meja kerjaku. Aku tidak tau sejak kapan berada disana, namun kurasa aku tau siapa pengirimnya. Aku mengambilnya dan membuka pesan yang tertera di atas kartu ucapan yang terselip di antara bunga. Orang-orang akan berpikir ini romantis, namun kenyataan tak pernah sebahagia itu.

Jane,

Aku tau aku telah menyakiti perasaanmu. Aku memang brengsek. Kau tidak perlu memaafkanku. Tapi aku benar-benar menyesal. Aku mencintaimu.

Love, Glenn

Aku menghela nafas. Tidak bisakah dia pergi saja dari kehidupanku? Sekecil apapun pesan darinya bisa mengingatkanku padanya. Mengingatkanku pada semua hal kecil yang pernah dilakukannya padaku pada delapan bulan terakhir. Mengingatkanku pada delapan bulanku yang terbuang sia-sia.

"Oow, siapa cowok manis itu?"

Vern melongok untuk dapat melihat siapa pengirim buket mawar ini. Aku menggeleng dan mengangkat bahuku. "Tidak ada cowok manis. Ini Glenn. Sebuah permintaan maaf."

"Glenn? Oh, aku pikir itu dari cowok bermotor seksi itu."

Aku mengernyit. "Cowok siapa yang kau maksud?"

Vern mengibaskan sebelah tangannya. "Sudahlah, sayang, kau tidak dapat menghindar dari pengawasanku. Itu tidak apa-apa. Aku suka melihatmu untuk segera bangkit dan meninggalkan masa lalumu yang buruk."

"Aku benar-benar tidak mengerti apa yang kau bicarakan."

Vern melipat tangannya. "Kau pikir aku tidak melihatmu naik motor bersamanya? Apa karena Glenn temanku, kau mulai merahasiakan sesuatu dariku?"

Aku terdiam cukup lama memikirkan maksud dari kata-katanya. Naik motor?

Oh, ya ampun.

Vern memergokiku atau apa?

"Ya Tuhan, Vern! Itu bukan apa-apa. Dia Thomas, dia temanku lamaku. Kami berteman baik dan tidak ada yang istimewa diantara kami."

Vern menyipitkan matanya. "Apa kau yakin?"

"Tentu saja. Mengapa?"

"Karena aku tidak yakin."

"Ayolah."

"Nona O'Reilly," seseorang dengan rambut pirang disanggul memanggil namaku. Mrs. Carter tiba-tiba menghampiri kami berdua dengan senyum di wajahnya. Bukan senyum yang tulus, tapi senyum yang bisa memanggangku jika aku bersikap seperti lasagna. "Senang melihatmu di sini."

"Nyonya Carter." Aku menyelipkan helaian rambut yang menutupi wajahku. "Bagaimana kabarmu?

"Well, jarang menemukan kehadiranmu membuatku sedikit khawatir."

Oh-oh.

Baru saja aku ingin mengucap kata maaf, Nyonya Carter menyelaku lebih dulu. "Aku punya penghakiman khusus untukmu. Kau mengecewakan, O'Reilly. Beberapa pengajuan desainmu yang kemarin sudah diperiksa dan tidak ada satupun dari mereka yang relevan dengan persyaratan yang diminta. Aku akan menunggu kau membuat yang baru sampai besok sore jika kau tidak ingin pekerjaanmu ini digantikan orang lain."

Krek. Aku rasa aku baru saja mendengar suara hatiku pecah.

"Tapi Nyonya.."

"Dan karena penundaan pekerjaanmu yang seharusnya kau lakukan kemarin, aku beri tenggang waktu padamu hingga lusa pagi. Aku tau kau punya kegiatanmu sendiri, tapi perintah adalah perintah. Bisa kau terima itu?"

BloomedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang