Chapter Twenty-Seven

1.6K 140 5
                                    

"You can say what you mean. But it won't change a thing." – Coldplay

-

-

Aku pikir bayang-bayang itu masih menghantuiku di alam bawah sadarku meski aku tak sedikitpun merindukannya lagi. Aku pikir malam itu aku sedang berhalusinasi, namun ternyata tidak.

Pada suatu malam setelah aku pulang bekerja, aku melihatnya berdiri di depan apartemenku.

Glenn.

Aku tertegun. Seakan kepingan-kepingan wajahnya yang hampir terhapus dalam memoriku berlarian berkumpul menjadi satu dalam sebuah kutub magnet. Tersusun dengan rapi membentuk sebuah wajah yang kembali jelas setelah menjadi samar. Lalu rasa sedih yang sudah lama terpendam teringat lagi, seakan menyeruak dari figur kenangan yang telah menajam, merayap menyelimutiku lagi.

Kakiku terpaku, tak bergerak. Mereka tak mau mendekat. Seperti ada proteksi yang sengaja melindungiku dari sumber penyakit.

Tapi mengapa ekspresinya seperti itu? Dengan enggan, aku akhirnya terpaksa memperhatikan wajahnya. Raut mukanya begitu lelah, kantung di bawah matanya menghitam. Di tangannya terdapat sebotol wiski. Diteguknya cairan itu dengan haus. Tubuhnya yang besar bersandar lemah pada mobil peraknya yang terparkir di depan gerbang apartemen. Sebelah tangannya dimasukkan di saku celananya. Beberapa detik berlalu, dia masih tak menyadari keberadaanku. Sorot matanya tertuju kosong, mengarah ke jendela di lantai atas.

Jendela kamarku.

Apa yang dilakukannya di sana?

Glenn akhirnya melihatku. Bola matanya membesar, aku baru menyadari bahwa kilau di matanya dikarenakan basah yang melapisinya. Tubuhnya menegak. Dia sama terkejutnya denganku. Mulutnya separuh terbuka, seakan berusaha menyebut namaku di bibirnya. Tapi dia tak mengucap apapun. Mulutnya menutup, menelan ludahnya sendiri. Kemudian dia berputar menuju kemudi mobil, membanting pintu. Dia menancap gas, melaju cepat hingga meninggalkanku di belakang.

Apa yang dilakukannya di sana?

Aku seharusnya tidak peduli.

Tapi dia tidak seharusnya berkendara dalam keadaan seperti itu. Dia mungkin mabuk. Aku hanya berharap tak ada hal buruk yang mungkin terjadi padanya.

Tidak. Aku seharusnya tidak peduli.

Bukan. Aku hanya tidak mau menjadi orang terakhir yang ditemuinya jika benar akan ada hal buruk yang bisa terjadi padanya.

Aku tau. Aku seharusnya tidak peduli.    

BloomedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang