• Author's Note •

2K 86 22
                                    

Halo..

Terimakasih kepada kalian yang benar-benar baca cerita ini! Aku terharu.. kkkk

Akhirnya cerita ini menemukan epilog-nya ahaha. Karena nulisnya sekadar untuk hiburan dan pelampiasan romance needs yang nggak terjadi di dunia nyata, cerita ini punya proses yang lama, yaitu sekitar 2 tahunan. Iya.. 2 tahunan :""")

Itupun belum ditambah dengan proses editing-nya yang belum selesai. Masih banyak aspek yang nggak jelas, typo, bahasa yang nggak banget, kurang, dan lain-lain. Jadi, mohon dimaklumi yah.. :"""")

Sebenarnya saya nggak pede untuk nge-publish cerita ini dimanapun. Jadi, apresiasi sebesar-besarnya pada kalian yang mau baca dan vote apalagi comment. Well, saya sadar kalo update-nya lama banget dan gak bertarget. Itulah mengapa saya nggak mau gencar untuk promosi bahkan sampai ceritanya selesaipun. So, sekali lagi makasih banget buat kamu yang baca tanpa pamrih❤

---Special Thanks---

Untuk ScarlettDeanna,

Yang pertama kali menyadarkan saya bahwa gaya tulisan saaangat berpengaruh bagi seseorang untuk nggak berhenti membaca cerita sampai habis karena gaya penulisannya yang mengalir. She seems nobody, but she's so inspiring. And a goals. Seriously, she's so cool, guys, you can check her!

Also Hanita Zahra, my girl. Kayaknya saya bener-bener nggak pernah nyelesain satu fanfiction korea kalau bukan dia yang mulai dorong-dorong saya, hahaha. Lysm❤

---Big Dedication---

Cerita ini nggak begitu saja muncul tanpa...

Thomas Brodie-Sangster,

Juga pada Sangster Family yang memperkenalkan Thomas dan Ava ke dalam kehidupan. Terimakasih karena Sang Pencipta telah mengalirkan inspirasi yang bersumber dari dalam figurnya❤

James Dashner dan Wes Ball,

Saya bukan pembaca James Dashner sebenarnya (edit: setelah The Death Cure rilis, saya borong semua Maze Runner series akhirnya wkwk, meskipun 1 prekuel-nya masih DNF). Tapi terimakasih untuk The Maze Runner series-nya. The Scorch Trials-nya udah bikin saya jatuh cinta sama Newt sekaligus Thomas Sangster secara personal. Serta The Death Cure-nya yang menjadi target bahwa cerita ini harus selesai sebelum sekuel terakhir rilis. See? Betapa berpengaruhnya kelyan untukqu, gengs.

Coldplay,

Chris Martin, Guy Berryman, Johnny Buckland, Will Champion, thankyou so much for your beautiful magical songs. Saya nggak tau persisnya, apa saat dengerin lagu Coldplay teringat Thomas Sangster, atau saat ngebayangin Thomas Sangster teringat lagu-lagu Coldplay. Tapi menyusun cerita ini membuat saya sadar bahwa Coldplay punya lagu-lagu yang indah. Dan mungkin juga tanpa cerita ini, aku nggak akan menemukan kesempatan untuk mengulik lagu-lagu Coldplay. Dari mulai lirik lagu, melodi, emosi, video klip, album art, dll. Well, mungkin lebay, tapi karya-karya Coldplay memang seperti anugerah❤

Juga pada musisi-musisi yang menjadi backsound saat penulisan; Ed Sheeran, Frank Sinatra, Sia, dan musisi random lainnya yang nggak tau lagi gimana cara nyebutinnya huhu (oh, dan Katy Perry!). Dan terutama The Script, terimakasih untuk Never Seen Anything (Quiet Like You)-nya. Sepertinya lagu itu pula yang memunculkan rasa cinta dan inspirasi ini pertama kali❤

Oh, dan terimakasih kepada 'para penyumbang rasa'. Karena kalian, semua rasa jatuh cinta dan rasa sakit di sini memang benar adanya.

And for every girl whose heart has ever broken. You deserve a good man with a good love, Lady :)

Sincerely,
Zhraya

BloomedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang