Chapter Sixteen

1.8K 173 20
                                    

"I realized that you were an island and I passed you by. And you were and island to discover." - Coldplay

-

-

"Aku merindukan Dad," aku berbisik di telinga Mom, beberapa saat setelah lampu tidur mulai diredupkan. Mom membalas, "aku juga."

"Jika dia masih hidup, aku mau dia tidur di sampingku."

"Jika dia masih hidup, aku mau dia tidur di tengah-tengah kita."

Aku menghabiskan hariku dan menginap semalaman di tempat Mom. Kami tidur bersama dalam satu ranjang, mengulang kembali apa yang sering kami lakukan saat aku masih kecil dulu. Membicarakan hal-hal yang belum sempat kami bagi hingga bahkan yang hal yang tidak penting sekalipun seperti; apa Mom makan malam sebelum pukul tujuh, atau, apa sekarang aku mau mencuci bajuku sendiri-karena aku tidak suka mencuci baju. Hal-hal semacam itulah.

Mom bilang padaku bahwa setelah aku pergi dari rumah, dia sangat kesepian. Dia menyesal tidak mendengarkanku untuk mempertahankan rumah lama kami. Seperti yang kukatakan, rumah itu menyimpan banyak kenangan. Kenangan keluarga kecil kami, kenangan tentang Dad. Itulah kenapa Mom memutuskan untuk pergi, karena segala kenangan tentang Dad membuatnya sedih.

Saat itu aku sangat muda dan payah. Aku tidak mengerti rasanya menjadi Mom. Aku tidak tau rasanya kehilangan seseorang begitu besar.

Sekarang, aku tau.

Hingga pada penghujung malam, aku baru saja menyadari bahwa alasan mengapa aku menangis malam itu bukan karena aku kehilangan Glenn. Itu bukanlah hal yang kutakutkan. Aku menangis karena aku membenci segalanya yang kulakukan dengannya. Aku benci menghadapi fakta bahwa dia telah mengecewakanku. Aku benci ketika aku tau aku membuang waktuku sia-sia untuk seseorang sepertinya. Aku membenci diriku sendiri yang bodoh secara total untuk memberikan segala kepercayaanku padanya.

Aku benci diriku.

Mom pasti begitu sedih dan kesepian dalam waktu yang lama, lalu sikapku hanya mempersulit keadaannya. Pikirkan saja, jika orang seperti Glenn saja sudah membuatku kacau balau, aku tak dapat membayangkan bagaimana rasanya menjadi Mom.

Bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang telah menghabiskan separuh tahun-tahun hidupnya denganmu?

Aku masih tak bisa percaya ini nyata, sedikit berpikir mungkin saja ini sebuah lelucon konyol. Hari ini aku kembali pada Mom, menyelesaikan kesalahpahaman yang sebelumnya tak pernah kuduga. Siapa lagi seseorang yang punya hal magis yang bisa membawaku ke sini jika bukan karena dia? Karena Thomas?

Seperti yang Mom katakan, bocah itu memiliki sesuatu yang sangat istimewa di dalam dirinya.

Selarut ini, aku memikirkan tentang Thomas.

Tentang matanya. Tentang tawanya.

Tentang ciumannya.

Segalanya.

Dan aku tau bahwa aku sangat sialan merindukan aroma tubuhnya sekarang juga.

***

Aku berangkat pagi-pagi sekali sebelum matahari menampakkan dirinya di atas cakrawala, sebab aku tak mau lagi mengosongkan absensiku tanpa alasan dan menerima omelan Mrs. Carter serta setumpuk tugas-tugas barunya itu. Aku memeluk Mom sekali lagi, yang hanya bisa mengantarku hingga ambang pintu.

"Telepon aku jika kau butuh sesuatu," kata Mom.

"Tentu." Setelah berpelukan, aku berjalan melewati pagar dan melambaikan tanganku.

BloomedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang