Chapter Fourteen

2K 171 19
                                    

"What is this feeling that I can't explain? And why am I never gonna sleep again?" – Coldplay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"What is this feeling that I can't explain? And why am I never gonna sleep again?" – Coldplay

-

-

Aku tak berani menatap matanya. Melihat wajahnya sekilaspun sudah membuat irama jantungku kacau. Masih terbayang dalam ingatanku bagaimana dia menciumku. Aku masih tak percaya hal itu terjadi dan itu membuat mulutku terkunci. Jadi kami berjalan berdampingan, menyusuri pesisir pantai dalam keheningan. Membiarkan deburan ombak yang bergulung rendah menjadi satu-satunya yang sibuk berkicau di antara kami.

Kuusapkan kedua tanganku pada lenganku. Bahkan suasana pantai yang menenangkan pun tak mampu menjinakkan kegugupanku. Ucapkan sesuatu, Jane. Berpikir.

"Apa kau kedinginan?" Thomas mulai bicara dan aku tersentak. Kedua matanya tepat menatap mataku.

"Apa? Uhm, tidak.. aku, uh.. lupakan saja." Aku mengalihkan pandanganku, melepaskan tangan dari lenganku dengan kikuk. Aku bahkan tak tau apa yang kubicarakan. Aku memang sedikit menggigil, tapi aku tidak kedinginan. Aku hanya gugup, dan tanganku melakukan banyak gerakan di luar perintahku.

"Maafkan aku," katanya. Dia terdengar pilu. "Ini sungguh diluar dugaan. Kau seharusnya tidak mengetahui segala hal bodoh dengan cara yang bodoh juga seperti ini."

Angin laut meniup helai-helai rambutku. Aku menggeleng. "Tidak. Aku juga seharusnya tidak masuk ke dalam kamarmu tanpa izin."

Thomas menghela nafas. "Kau tau, Jane? Mungkin Tuhan ingin kau mengetahuinya sekarang juga. Dia mengetahui segalanya. Dan Dia tau bahwa, aku pengecut secara mental, Jane. Aku bahkan masih tidak tau bagaimana mengungkapkan semua ini padamu."

Aku ingin mengatakan sesuatu untuk membalasnya, tapi lidahku masih terasa kelu untuk bicara.

Thomas terus memimpin pembicaraan di antara kami. "Karena dalam suatu pertemanan, jika salah satu dari mereka memiliki perasaan berbeda, sesuatu tidak akan pernah sama lagi. Dan ketika perasaan itu hanya dimilikinya seorang, yang lainnya mungkin akan lari. Aku.. aku takut kehilanganmu."

Lari? Kehilangan?

Aku meliriknya. Tatapannya membidikku. Tuhan, ini bukan kedaan yang biasa kuhadapi. Hubungan kami mendadak menjadi rumit dalam sekejap. Aku baru saja putus dari pacarku lalu bertemu dengan teman lamaku yang ternyata menyukaiku, lalu teman lamaku ini baru saja mencium bibirku?

Tuhan, tolong bimbing aku.

"Aku takut, Jane. Aku tau dunia akan selalu berubah, tapi aku terlalu takut untuk menghadapi perubahan itu. Mungkin saja sekarang aku dapat berjalan berdampingan seperti ini denganmu, berbicara denganmu dengan tenang seperti tak ada hal ganjil yang terjadi. Dan besoknya kau bisa menghindariku, mengabaikanku seperti kau marah sekali padaku. Aku takut ini akan terjadi, kepada kita."

BloomedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang