Part 5

161K 13.3K 552
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak🕊
Happy reading
-
"Banyak yang datang padaku, ternyata kamulah yang menjadi persinggahan terakhir ku "-Erlan
-

***

Seorang gadis yang baru saja bangun dari tidur indahnya mulai mengerjapkan mata berkali-kali menyesuaikan dengan sinar matahari yang masuk dari celah korden kamar mereka. Ara, gadis itu mengernyitkan dahinya bingung lantaran merasa ada sesuatu yang terasa berat menimpa pinggang rampingnya.

Ara membalikkan badan dan terkejut melihat seorang pria yang memeluk nya sangat erat. Pria yang sangat tampan yang tampak polos saat dia tertidur. Lelaki itu adalah suaminya, mata Ara beralih menatap tubuh Erlan yang bertelanjang dada.

Oh God! Apa yang terjadi kemarin malam?

Ara buru-buru membuka selimutnya, ia bernafas lega lantaran melihat pakaian yang dikenakannya masih utuh. Ara belum siap jika harus memberikan haknya kepada Erlan, apalagi mereka menikah tanpa didasari oleh cinta lagipula ia masih sekolah.

Ara bangkit dari kasur, melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Beberapa menit setelahnya Erlan mengerjapkan mata dan meraba-raba kasur di sampingnya. Kemana Ara? pikirnya.

Dia membuka matanya dan melihat keseliling kamar hotel mereka, lalu matanya beralih menatap pintu kamar mandi karena mendengar suara gemercik air dari sana. Ternyata dia disana.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka, Ara keluar dengan penampilan yang terlihat lebih fresh. Mata mereka tak sengaja bertemu, keduanya sama-sama bungkam hanya seperkin detik setelahnya Ara memalingkan wajah. Tidak ada yang mengeluarkan suara.

Lama dengan keheningan, Ara akhirnya membuka suara terlebih dahulu karena merasa suasana sangat canggung "Kakak mandi dulu, air hangatnya udah Ara siapin."

Erlan yang tersadar dari lamunannya langsung bangkit dari kasur untuk mengambil pakaian ganti dan berjalan menuju kamar mandi tanpa menjawab ucapan Ara.

"Kembali lagi kan es batunya." batin Ara. Dia mengangkat bahunya acuh lalu mulai untuk membereskan barang-barang mereka karena setelah sarapan nanti ia dan Erlan akan langsung pergi ke rumah baru yang sudah dibeli oleh suaminya itu.

20 menit kemudian Erlan keluar dari kamar mandi. Erlan berjalan mendekati istrinya yang sedang memainkan handphone, duduk di pinggiran ranjang.

Melihat Erlan yang mulai mendekat Ara mendongakkan kepalanya.

"Kakak butuh sesuatu?" tanya Ara kemudian meletakkan handphonenya di atas nakas disamping ranjang hotel.

Erlan menggeleng pelan. "Kita sarapan dulu di bawah, setelah itu kita akan langsung pulang ke rumah baru yang sudah saya beli."

"Loh, engga pamitan dulu sama yang lain?" tanya Ara.

"Besok mereka akan kesana sekaligus kita makan malam bersama saudara yang lain."

Ara mengangguk paham. Ia mengambil tas nya memasukkan handphone dan charger lalu melangkah keluar yang diikuti Erlan. Saat ingin memasuki lift langkah Ara terhenti karena mengingat sesuatu.

"Loh koper kita gimana?" tanya Ara pada Erlan.

"Nanti anak buah saya yang akan mengambil." sahut Erlan.

ELARA (TERBIT)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora