Part 21

104K 8.5K 562
                                    

Yey up cepettt 🤩🤩
Jangan lupa tinggalkan jejak!🕊
Happy reading

***

Ara membuka matanya pelan saat merasakan cahaya matahari yang menyilaukan. Ia menoleh ke belakang menatap wajah polos sang suami yang tertidur memeluknya.

Perlahan ia melepas tangan kekar Erlan yang memeluk perutnya erat, menyibak selimut dan berlalu memasuki kamar mandi. Jangan berpikir bahwa mereka melakukan hubungan suami istri, karena semalam tidak ada sesuatu yang terjadi.

Beberapa menit kemudian Erlan mengerjabkan matanya pelan, ia mengedarkan pandangan saat merasa tidak ada Ara di pelukannya. Senyumnya merekah tipis saat melihat Ara yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit di kepalanya.

"Morning," sapa Ara saat menyadari suaminya telah bangun.

"Morning too."

"Kamu hari ini kerja kan?" tanya Ara yang kini sedang menggosok rambutnya dengan handuk.

"Iya, aku mau mandi dulu. Siapin pakaian buat aku." Tanpa menunggu balasan dari sang istri Erlan berlalu masuk ke dalam kamar mandi.

Ara mengangkat bahu acuh lalu melakukan apa yang diperintahkan suaminya tadi, ia mulai menyiapkan pakaian yang akan Erlan kenakan untuk bekerja, menaruhnya di atas ranjang mereka. Setelah selesai ia memoles sedikit lipbalm agar bibirnya terlihat lebih segar kemudian Ara menuju dapur untuk menyiapkan Erlan sarapan.

Saat sedang asik menuangkan susu ke dalam gelas, ia dikagetkan dengan suara benda jatuh bersamaan dengan teriakan Erlan dari dalam kamar. Dengan segera, Ara berlari menaiki tangga menuju kamar mereka. Dilihatnya laki-laki itu mengerang kesakitan memegang kakinya yang berdarah.

"Yaampun.. kenapa bisa kayak gini sih?" pekik Ara histeris.

Ara mengangkat kaki Erlan membawa ke atas pahanya. "Kenapa bisa kayak gini, Kak?" tanyanya.

"Tadi aku gasengaja jatohin gelas di atas nakas, abis itu pecahannya keinjek deh." jawabnya disela meringis kala kakinya terasa sangat sakit.

"Ara panggilin dokter ya, kakak tunggu disini dulu." ucapnya panik.

"Jangan!" sentak Erlan.
"Kamu aja."

Ara menautkan alis bingung. "Kamu aja yang ngobatin kaki aku, gausah panggil dokter. Lagian ini luka kecil, cuma kegores dikit." ucap Erlan meyakinkan.

"Beneran gapapa?" tanya Ara khawatir.

"Gapapa Sayang, sana ambilin kotak obat." ucap Erlan tanpa sadar.

"Yaudah.. tunggu ya." ucapnya berlalu keluar mengambil kotak obat.

"Dapet?" tanya Erlan saat Ara masuk ke kamar mereka.

"Dapet, siniin kakinya."

Ara perlahan mengobati kaki Erlan yang terluka.

"Sshh.. pelan-pelan ra." ringis Erlan.

"Ini udah pelan-pelan Kakak. Gausah kerja ya, dirumah aja." ucap Ara, setelah selesai membersihkan luka Erlan ia menutup luka itu dengan kasa agar tidak terkena debu.

ELARA (TERBIT)Där berättelser lever. Upptäck nu