Part 26

90.9K 7.7K 474
                                    

Selamat Hari Idul Fitri buat kalian yang merayakan! 🕌❤️🙏✨

Dan Selamat Merayakan Hari Kenaikan Yesus Kristus buat kalian yang merayakan! ⛪️❤️✨

Jangan lupa tinggalkan jejak ya!happy reading! 🤍

***

Setelah kepergian Erlan, Ara kini terdiam. Ia masih mencerna ucapan yang Erlan lontarkan tadi. Rasanya telinganya masih berfungsi dengan baik, ia yakin dirinya tidak salah dengar.

I love you cantik
I love you cantik
I love you cantik

Kata itu selalu terngiang di pikirannya. Ara menggigit bibir bawahnya gemas, memejamkan mata dan memekik girang.

"Kakak cinta sama aku?" Ara tersenyum manis. Matanya menyipit dengan pipi yang di kembungkan membuatnya terlihat semakin menggemaskan. Jika Erlan ada disini tidak menutup kemungkinan ia akan menggigit pipi Ara habis-habisan seperti biasanya. Akhir-akhir ini Erlan memang sering gemas dengan Ara yang berakhir menggigit gemas pipi Ara.

Ara terkekeh sembari menatap pantulan dirinya di depan kaca. "Ara cantik, Ara manis, Ara imut, Ara lucu. Ah! Ara paket lengkap pokoknya." Ia memekik girang dan menggulingkan badan di atas kasur.

"Aduh! Ara malu kalau ketemu kakak nanti." Ara mengerjabkan mata berkali-kali.

"Tapi Ara juga gasabar buat ketemu kakak." lanjutnya tersenyum.

Ara terkekeh geli melihat tingkahnya sendiri. "Kenapa Ara jadi alay gini ya? Tapi gapapa, orang cantik mah bebas."

Ara memandang langit-langit kamar membayangkan wajah tampan suaminya."Cepet pulang kakak, Ara tunggu."

***

Bunyi pantofel yang bergema masuk ke dalam sebuah ruangan membuat orang-orang yang tengah sibuk dengan urusannya masing-masing kini mengalihkan pandangan menatap si pemilik sepatu.

Erlan datang ditemani 6 bodyguard di belakangnya. Dengan wajah datar tidak mengurangi ketampanan Erlan. Itu dibuktikan dengan tatapan memuja para wanita di ruangan itu.

Darrel yang memang sudah berada di sana lebih dulu, menyambut kedatangan bosnya dengan menunduk dan mempersilahkan Erlan duduk di tempat yang telah disediakan khusus untuknya.

Erlan berdehem.

"Sorry for the delay." Erlan berucap menggunakan bahasa Inggris karena para pegawai berasal dari negara-negara yang berbeda, karena itu Erlan lebih memilih menggunakan bahasa Internasional.

Erlan menatap satu-persatu pegawainya. Ya, saat ini ia sedang melaksanakan meeting di cabang perusahaannya di Italy. Tidak heran karena perusahaan keluarganya sangat amat maju dan menjadi perusahaan paling berpengaruh di dunia.

Pandangan Erlan terhenti, ia menatap tajam seorang gadis yang duduk paling pojok. "I want you take responsibility for the huge losses to our company."

Gadis itu tersenyum sinis tanpa menjawab. Terlihat mengambil sesuatu di saku jasnya dan dengan cepat ia melemparkan pisau mengarah ke jantung Erlan, alih-alih mengenai jantung justru pisau menancap di telapak tangan Erlan yang gesit menahan pisau agar tidak mengenai tubuhnya.

Suasana menjadi kacau, orang yang berada di dalam sana berbondong-bondong keluar menyelamatkan diri. Para bodyguard Erlan dengan cepat berdiri di depan membentengi Erlan. Mereka lengah, rasa bersalah menyelimuti hati mereka, merasa gagal menjaga keselamatan tuannya.

ELARA (TERBIT)Where stories live. Discover now