Part 45

80.4K 6.7K 719
                                    

Halo bestie 🕊🤍! Siapa yang senang aku update?

Absen dulu yuk 'emot' favorite kalian!! 😍😍

Jangan lupa tinggalkan jejak ya!
Happy reading

***

Suara gelak tawa memenuhi kediaman Erlan dan Ara. Saat ini dua keluarga tengah berkumpul bersama untuk merayakan kehamilan Ara. Cucu pertama yang paling dinantikan kedua keluarga ini.

"Azka, Mami minta tolong boleh?" Zea berucap sedikit berteriak.

"Of course," Azka menghentikan obrolannya dengan Erlan dan berjalan menghampiri Maminya yang berada di dapur, tak jauh dari dirinya duduk.

"Tolong kamu lanjutin motongin bawangnya. Mami mau cuci sayurnya dulu." ujar Zea penuh kelembutan.

Azka mendengus. "Kan udah ada tante Shenna, ada bibik, ada Cacha juga. Kenapa harus minta bantuan Azka lagi sih?" Kesalnya.

"Apa salahnya sih bantuin motongin bawang doang." Zea berkacak pinggang menatap anak sulungnya. "Mau kamu Mami masukin ke perut lagi?"

Sontak ucapan Zea mendapat gelakan tawa dari orang-orang yang berada di dapur. Sedangkan Azka hanya menatap Maminya dengan tatapan malas.

"Azka cowok Mami, mending suruh Ara aja. Enak banget dia cuma duduk anteng tinggal makan." Azka menatap adiknya yang tengah duduk di meja makan sambil memakan rujak yang dibuat oleh ibu mertua Ara.

"Mau ngelawan kamu?" Zea menatap tajam putranya.

"Sudah, sudah. Kamu ke depan aja biar tante yang lanjutin motong bawangnya." ujar Shenna membuat Azka tersenyum senang.

"Thank you, tante! Makin cantik deh, gak kaya yang onoh." Azka melirik Maminya dengan ekor mata.

"Apa kamu?!" Zea mengambil ancang-ancang untuk melempar Azka dengan sayuran namun laki-laki itu sudah berlari terlebih dulu.

"Punya anak cowok begitu banget, untung cuma satu." Gumam Zea menatap jengkel kepergian Azka.

"Sabar tante, biar Cacha aja yang lanjut motongin bawangnya."

Zea langsung menoleh kearah calon menantunya ini sebari tersenyum hangat.

"Yaudah tolong dipotong ya, Cha. Tante mau bikin pesenan bumil dulu." Cacha mengangguk semangat. "Siap tante cantik!"

Selanjutnya mereka kembali sibuk menyiapkan makanan yang akan dihidangkan nantinya.

***

"Enak," celetuk Ara setelah menyantap habis rujak yang dibuat oleh Mommy mertuanya.

"Enakan mana sama bikinan aku?" Tanya Erlan yang sedari tadi menemani istrinya makan rujak.

"Mommy! Aku gabisa mendeskripsikan rasa rujak buatan kamu. Ibaratnya kaya kebun binatang, semuanya ada. Kamu masukin apa aja sih?" Erlan tidak tersinggung. Justru ia terkekeh mengakui rujak yang ia buat kemarin rasanya sangat hancur.

"Aku masukin semua bumbu yang ada di dapur." balas Erlan polos.

"Pantes, ada rasa kecap sama kayu manis juga." Erlan meringis mendengar penuturan istrinya. "Mau nambah lagi? Tadi Mommy bikin banyak." ucap Erlan mengalihkan.

ELARA (TERBIT)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant