Part 10

137K 11.1K 429
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!🕊
Happy reading

***

Suara mobil terdengar memasuki pelantara rumah mewah, Ara keluar dari mobil, ia melangkahkan kakinya memasuki rumah dengan lesu.

"Selamat siang Nona, mau makan sekarang? Biar saya siapkan." tanya pelayan dengan ramah.

"Mbak, Ara ga laper, nanti kalo Ara laper Ara makan kok. Mbak sama yang lain udah makan kan? Jangan telat makan ya mbak." ucapnya ramah.

"Baik Nona, sudah. Saya dan yang lain sudah makan Non, terimakasih perhatiannya Nona Ara."

"Sama-sama mbak. Ohya, kak Erlan udah pulang?"

"Belum Nona, Tuan belum pulang. Ada yang ingin Nona tanyakan lagi? atau Nona butuh sesuatu?"

"Engga mbak, udah cukup. Kalau gitu Ara ke kamar ya mbak." ucap Ara tersenyum hangat.

"Baik Nona, selamat istirahat."

Ara tersenyum, lalu ia melangkahkan kakinya menuju kamar.

Di kamar, Ara merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia benar-benar lelah seharian ini, tugas sekolahnya yang lumayan banyak belum lagi masalahnya dengan Erlan yang belum selesai.

"Huft! Cape banget, tidur sebentar gapapa kali ya." monolognya sendiri. Ara tertidur masih menggunakan seragam sekolahnya, bahkan gadis itu belum melepas sepatu sekolahnya.

***

Dilain sisi, Erlan berjalan tergesa-gesa yang diikuti Darrel di belakangnya, mereka memasuki ruangan kepala keuangan, Erlan sudah geram dan tak ingin menunda-nundanya lagi. Masa bodo dengan rencana yang sudah istrinya susun untuk menangkap bedebah itu.

Ia membuka pintu secara kasar membuat sang empu yang ada di dalam sana terlonjak kaget.

BRAK!!

Ia melemparkan berkas dengan kasar di atas meja. "A-ada apa ya Pak?" tanya seorang pria yang usianya berkisaran 30 tahun.

Pria itu gugup setengah mati, bagaimana tidak, bosnya datang tanpa permisi lalu menghempaskan berkas secara kasar. Mata tajam dan rahang yang menggertak membuatnya sulit bernafas.

Pria itu menelan ludahnya kasar.
Mati kau!

"Kau masih bertanya, ada apa? Tanya pada dirimu, apa yang sudah kau perbuat hingga membuat saya seperti ini."
Erlan berkata tegas, ia masih menatap tajam pria yang berada di depannya.

Erlan memicingkan mata, ia melihat gerak-gerik bawahannya yang mulai gusar. Bola matanya melirik kesana—kemari membuatnya sedikit curiga.

"Saya rasa, saya tidak membuat kesalahan sedikitpun Pak." jawabnya santai mencoba untuk tenang.

"Tidak membuat kesalahan kau bilang?"

Erlan mengangguk, ia menoleh ke arah Darrel sebentar. "Darrel, lakukan tugasmu."

"Siap bos."

Darrel mengeluarkan berkas bukti kasus korupsi yang dilakukan orang tersebut. Dan beberapa bukti video CCTV dimana pria itu menyabotase data keuangan yang asli.

"Kau masih mau mengelak lagi?"

Pria yang menjabat sebagai kepala keuangan itu mulai panik, ia sudah tertangkap basah, bukti pun sudah jelas.

Shit!

Pria itu menggeram dalam hati.
Sialan orang ini, padahal saya sudah menyabotase CCTV.

ELARA (TERBIT)Where stories live. Discover now