Spesial Part - Aku, Kamu, Dan Keluarga Kecil Kita

28.7K 1.2K 52
                                    

Halo, kangen Kana muncul di wattpad?

Kalian apa kabar?

Absen dulu yuk di kolom komentar ⛅️🌙

***

MENJADI orang tua adalah momen yang paling membahagiakan dalam hidup. Ketika kamu merasakan hadirnya orang baru dalam hidup yang memberikan warna baru. Melihat tingkah lucu mereka dan akan membuatmu merasakan kebahagiaan baru walau sempat merasa jengkel.

Seperti yang terjadi di dalam rumah kediaman Erlan. Minggu pagi ini, Erlan hampir dibuat menangis karena ulah sang putri. Syeila, gadis manis yang gemar menggunakan bandana berwarna pink itu, tampak mencoret kertas dengan pensil warna miliknya. Yang menjadi masalah adalah Syeila mencoret berkas penting yang seharusnya di tanda-tangani Erlan hari ini. Itu berkas proyek terbaru perusahaannya, tapi sudah hancur berisi coretan bergambar hewan ulah dari nona muda kesayangan Teo itu.

"Syeila kenapa jahat dengan Daddy?" Erlan menatap gemas wajah polos putrinya. Dia ingin marah, tapi lebih takut Ara mengamuk karena memarahi putri kesayangan mereka.

Ara tidak akan membiarkan Erlan memarahi Syeila. Dia mengatakan, tidak baik memarahi anak di masa pertumbuhannya, takut jika watak sang anak akan menjadi pemberontak sejak kecil. Tapi sedikit pengecualian untuk Shaka. Ara mendidik Shaka lebih keras dari Syeila, dia ingin sang anak cowok bisa menjadi pemimpin yang baik dan dapat melindungi adiknya.

"Sye jahat? Engga jahat, Daddy. Sye sangat baik seperti Mommy." Syeila melirik wajah nelangsa sang ayah. Kemudian, gadis kecil itu terkikik menyadari sesuatu.

"Lihat ini, Daddy. Bukankah sangat bagus? Daddy suka?" Raut wajah Syeila sangat bahagia membuat  kekesalan Erlan semakin mereda.

Laki-laki itu berjalan mendekati Syeila, kemudian dia mengangkat tubuh sang anak dari kursi. Setelahnya Erlan mendudukkan diri dan Syeila berada di atas pangkuan dirinya.

"Daddy mau bertanya sama kamu," Erlan menghentikan tangan Syeila yang akan bergerak memberikan coretan lagi di kertas miliknya.

"Kenapa Sye mencoret kertas ini? Bukankah Daddy sudah mengajarkan agar tidak menyentuh sesuatu yang bukan milik kamu, dan Sye melanggar itu."

Syeila terkaget dan langsung menundukkan kepala, takut. "Maafin Sye, Daddy."

"Daddy akan memaafkan kamu jika kamu berani meminta maaf dengan menatap mata Daddy. Kalau kamu terus menunduk seperti ini, Daddy tidak bisa melihat wajah Sye, apakah Sye tulus meminta maaf atau tidak."

Syeila kemudian mengangkat wajahnya, dan berbalik menghadap Erlan. Ditatapnya lamat-lamat wajah teduh sang ayah yang memiliki kemiripan 70% dengannya.

"Syeila minta maaf, Daddy. Janji tidak akan mengulangi kesalahan ini dan berani bertanggung jawab atas apa yang Sye lakukan." ucap Syeila tulus. Matanya mulai berair. Kalau kata Shaka, adiknya ini cengeng seperti Mommy mereka.

"Benar begitu? Daddy bisa pegang ucapan kamu?" Syeila mengangguk. Air matanya turun membasahi pipi, namun anak gadis ini tidak bersuara sama sekali. Syeila menahan isakan tangisannya agar Erlan tidak semakin marah dengannya.

"Loh, kenapa menangis? Daddy ada memarahi Sye, kah? Daddy ada pukul Sye?" Syeila menggeleng sebagai jawaban. "Lalu kenapa menangis? Daddy hanya meminta Sye untuk minta maaf dengan tulus. Itu aja, gak ada yang lain lagi." Erlan berkata lebih lembut, takut menyinggung perasaan putri kecilnya.

"Sye takut liat wajah Daddy." ucap Syeila diiringi isak tangis yang mulai keluar.

"Memangnya wajah Daddy kenapa sampai Sye takut begitu? Menyeramkan kah? Terlalu tampan kah?"

ELARA (TERBIT)Where stories live. Discover now