Part 22

101K 8.4K 665
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!🕊
Happy reading

***

Weekend kali ini, keluarga Narvadez memiliki kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali bertepatan dengan hari ulang tahun Perusahaan Narvadez Corp.

Sejak kemarin Ara dan Erlan menginap di kediaman Narvadez Family. Semua orang tampak sibuk, Zea dan Shenna yang pergi ke butik untuk memilih gaun yang akan mereka pakai untuk nanti malam ditemani dengan Azka yang setia menemani kedua perempuan paruh baya itu. Sedangkan Xavier dan Arsen yang sedang berolahraga keliling komplek perumahan.

Lain halnya dengan kedua pasangan muda ini, Ara dan Erlan memutuskan untuk bermain golf di depan rumah yang terdapat lapangan golf milik Xavier. Mereka tampak bahagia menikmati kebersamaan tanpa ada seorang pun yang mengganggu.

"Huh.." keluh Ara mengusap keringat di dahinya.

"Capek, hmm?" Erlan membantu mengelap keringat Ara dengan handuk kecil yang ia bawa.

Ara mengangguk. "Pulang yuk." ajak Ara.

"Ayo." balas Erlan berjalan memasuki rumah dengan menggandeng tangan mungil istrinya.

"Udah selesai?" tanya Arsen saat berpapasan di pintu gerbang dengan anak dan menantunya.

Ara dan Erlan mengangguk kompak.

"Papi sama Daddy abis olahraga?" tanya Ara yang melihat setelan baju Xavier dan Arsen serta handuk kecil melingkar di leher keduanya.

"Yes, baby." balas Arsen mengelus pelan pucuk kepala Ara. Arsen sangat menyayangi gadis cantik yang sudah menjadi menantunya ini. Sedari dulu ia menginginkan seorang anak perempuan, namun Tuhan hanya menghendakinya memiliki satu orang putra yaitu Erlan.

Ara tersenyum manis. "Ara mau masuk dulu ya Pi, Dad. Gerah, Ara mau mandi dulu ya." ucapnya masih tersenyum.

"Pantes bau acem." celetuk Xavier yang disambut kekehan dari Arsen, sedangkan Ara gadis itu tampak cemberut mendengar ucapan Papinya.

"Engga, Ara wangi Papi. Nih cium aja," bantahnya, mendekatkan diri ke arah Xavier membuat pria paruh baya itu tertawa. "Iya, Ara wangi kok."

"Ayo masuk katanya mau mandi. Pi, Dad, El sama Ara pamit ke kamar duluan ya."

"Yaudah, gih sana." jawab Arsen dan anggukan dari Xavier.

Ara dan Erlan pun masuk terlebih dahulu menuju kamar Ara, lebih tepatnya sekarang menjadi kamar mereka berdua.

"Kamu mandi duluan."

"Iya, Ara duluan ya." balas Ara dan berlalu memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah terasa lengket.

Erlan menghembuskan nafas pelan, ia membaringkan tubuhnya sebentar di atas ranjang sembari menunggu Ara membersihkan badan.

Pikirannya menerawang momen-momen yang ia lewati dengan Ara. Sudah 3 bulan usia pernikahan mereka, namun ia belum berani untuk mengungkapkan perasaannya kepada Ara. Ia akui dirinya sudah jatuh cinta kepada gadis kecil yang periang itu.

Pintu kamar mandi terbuka membuat Erlan tersadar dari lamunannya. Ia berjalan mendekati istrinya yang kini sedang mengeringkan rambut basahnya.

ELARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang