Part 24

97.9K 8.1K 734
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!🕊
Happy reading 😍✨

***

Erlan dan Ara turun kebawah bergandengan tangan membuat Zea yang tengah membereskan piring kotor tersenyum haru menatap keduanya.

"Morning anak-anak Mami." sapa Sea hangat tak lupa dengan senyuman manis yang mirip sekali seperti senyuman Ara.

"Morning Mami sayang."

"Morning too, Mi." Erlan dan Ara menjawab kompak.

"Yang lain kemana Mi?" Ara duduk di kursi meja makan diikuti Erlan yang duduk disebelahnya.

"Abang udah ke kamar, Papi kamu di depan tuh."

"Oma?"

"Oma tadi pagi buru-buru flight ke Kanada diajak tante kamu nyusulin Om Kenan yang lagi sakit." jawab Zea dengan tangan yang asik mengupas buah apel.

"Kok oma gak pamitan dulu sama Ara?" Ara mengerucutkan bibirnya.

"Kalian tidurnya lelap banget, oma gak tega buat bangunin." Zea menghentikan acara mengupas buahnya, "Mami mau kebelakang dulu, kalian sarapan ya ini udah siang loh. Jangan lupa dimakan buahnya ya, biar sehat." ucap Zea sebelum berlalu masuk ke dapur.

"Iya Mi." jawab Erlan mewakili saat melihat istrinya yang masih menekuk wajah enggan menjawab ucapan Maminya.

"Mau makan pakek apa?" tanya Ara akhirnya membuka suara setelah lama terdiam.

"Nasi, gak mungkin kan aku makanin meja makan ini."

"Ya, lauknya pake apa Kak?" tanya Ara greget dengan jawaban Erlan.

"Yang ada aja,"

Ara mendengus pelan.
"Daritadi kek," ucapnya pelan.

"Apa ra?"

Ara gelagapan, ia segera menggeleng seolah mengatakan tidak-papa. Dengan terburu-buru Ara menyiapkan makanan untuk Erlan sebelum laki-laki tampan ini menanyakan ucapannya tadi.

"Satu berdua aja,"

Ara menghentikan kegiatannya yang sedang mengambil lauk, "Maksud kakak?"

"Makan nya, sepiring berdua aja. Biar hemat sabun." jawab Erlan cepat yang membuat Ara berpikir keras.

"Uang Papi banyak, jadi gabakalan habis cuma buat beli sabun cuci piring doang." jawab Ara polos

"Bukan gitu," Erlan mengusap wajahnya. "Emang salah kalau makan sepiring berdua? Maksud aku, kamu suapin aku makan." ucapnya lagi.

Ara mengangguk namun detik berikutnya ia mengulum senyumnya mengingat ucapan Erlan.

"Bilang dong kalau mau disuapin, gausah muter-muter ngomongnya. Gengsi kok digedein." Ara terkekeh geli.

"Aku gak gengsi ya, lagian tangan aku sakit gabisa dipake buat makan."

"Sakit ya? Perasaan tadi juga tangan kakak gak kenapa-kenapa. Kok sekarang tiba-tiba sakit?"

ELARA (TERBIT)Where stories live. Discover now