Part 50

81.6K 6.6K 708
                                    

Halo semua, apa kabar??

Sebelumnya, Happy Eid-Al-Adha🤍 bagi teman-teman yang merayakan.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya, bentuk sayang kalian kepada cerita ini dan aku🤍 Happy reading!

***

Derap langkah kaki berjalan mengendap memasuki kawasan markas besar yang berwarna serba hitam. Mereka adalah Erlan dan Azka. Setelah menabrak gerbang menjulang tinggi itu, ternyata markas besar Edward tidak langsung mereka jumpai. Keduanya masih harus berjalan sekitar 20 menit agar sampai di markas besar Edward. Melewati rimbunnya pepohonan dan suara burung gagak yang menemani perjalanan mereka.

Akhirnya, sebuah mansion tua yang terletak di dalam hutan ada di hadapan keduanya. Mansion ini tampak menyeramkan terlebih kabut yang menambah kesan horror. Erlan dan Azka sama-sama terdiam menatap mansion yang sedikit tidak asing dimata keduanya.

"Bukankah mereka sangat pintar mencari markas yang tepat untuk mengelabui musuh mereka?" Azka menatap kearah Erlan yang kini menatapnya balik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukankah mereka sangat pintar mencari markas yang tepat untuk mengelabui musuh mereka?" Azka menatap kearah Erlan yang kini menatapnya balik.

"Dia memang pintar mengelabui yang lain, tapi tidak untuk kita." Erlan melihat sekitarnya. Ia mengamati baik-baik tempat ini.

"Bagaimana cara agar kita bisa masuk?" Tanya Erlan kepada Azka.

Azka mendengus, ia kira Erlan sudah tau cara agar mereka berdua bisa masuk ke dalam. Ternyata laki-laki ini sama sepertinya, tidak tau apa-apa.

"Gue juga gatau, El." Sahut Azka sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ikut gue!"

Erlan melangkah mengendap, matanya menajam melihat pria berbadan besar berjaga mengelilingi mansion itu. Erlan kemudian melangkah ke sisi samping menyadari bahwa tidak ada yang berjaga disana.

Hap!

Kedua laki-laki ini berhasil melompat ke dalam dengan memanjat tembok besar yang membentengi mansion tua ini.

"Gila! Untung gak patah kaki gue lompat dari tembok ini. Mana tinggi banget." gumam Azka menatap tembok kokoh yang menjulang tinggi di hadapannya.

"Gausah banyak bicara. Jangan sampai mereka menyadari keberadaan kita." Tegur Erlan.

Mereka berdua kembali melangkah mencari pintu masuk dan berusaha agar kedatangan mereka tidak diketahui para penjaga-penjaga itu.

"Siapa kalian?!" Suara bass terdengar menghentikan langkah Erlan dan Azka. Keduanya kompak berbalik dan terkejut menatap dua orang laki-laki berbadan besar tengah mengacungkan senjata tajam kearah Erlan dan Azka.

ELARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang