Part 11

135K 11.1K 442
                                    

Halo semua apakabar?

Mau tau dong kalian pada umur berapa? Komen ya👉

Jangan lupa tinggalkan jejak!🕊
Happy Reading

***

Di salah satu kamar rawat rumah sakit, seorang laki-laki yang tengah berbaring dengan infus di tangan kanan nya serta selang oksigen yang terpasang di hidung mancung nya.

Laki-laki itu mengerjabkan mata menyesuaikan dengan cahaya lampu, ia mengedarkan pandangan nya keseleuruh penjuru kamar. Matanya berhenti saat melihat dua orang, laki-laki dan perempuan, mereka tengah tertidur berpelukan.

Mereka adalah Ara dan Azka, kakak beradik itu tidur dengan kepala Ara di lengan sang kakak dan kepala Azka yang diatas kepala sang adik, mereka tampak terlihat akur.

Erlan melepas selang oksigennya, ia mengangkat tubuhnya agar bisa bersandar di ranjang, tangannya menggapai segelas air yang berada di nakas samping ranjang, namun karena kondisinya masih lemah gelas itu terjatuh.

PRANG!

Suara pecahan gelas membuat Ara dan Azka yang tengah tertidur pulas terlonjak kaget, Ara melebarkan matanya kala melihat Erlan yang sudah terbangun dari pingsannya, sedangkan Azka laki-laki itu masih terdiam mengumpulkan nyawanya.

Ara berjalan menghampiri Erlan hingga melupakan pecahan gelas yang sudah berserakan di lantai,

"Aduhh!" pekik Ara. Matanya mengerjab kala melihat pecahan gelas menusuk kakinya, darah berwarna merah merembes keluar dari kulit kakinya yang putih itu.

"ARA!" teriak Azka dan Erlan bersamaan.

"APA!" sahut Ara disertai ringisan menahan perih di telapak kakinya.

"MAKANYA KALO JALAN LIAT-LIAT DONG!" ucap Azka dan Erlan bersaman lagi.

Kedua laki-laki itu saling pandang dengan menatap tajam satu sama lain, Ara mendengus, kenapa jadi mereka yang tatap-tatapan bukannya menolong dirinya.

"Udah tatap-tatapannya? Kaki Ara sakit tau." rengeknya manja.

"Astaga!"

Azka segera menghampiri Ara, menggendong adiknya dan mendudukkan Ara di sofa tempat dimana tadi mereka berdua tertidur, melihat Erlan yang akan menghampiri adiknya, Azka menatap Erlan tajam.

"Heh, lo masih sakit. Diem disitu! Kalo lo sampe kena pecahan ini, gue tambah repot jadinya." omel Azka.

Erlan mengangguk patuh, lalu memencet bel yang berada di samping ranjang untuk memanggil suster.

Tak lama kemudian suster datang, Erlan meminta tolong untuk mengobati luka Ara dan memanggil ob untuk membersihkan lantai yang masih berserakan pecahan gelas.

Erlan menatap nanar istrinya yang meringis kala kaki nya yang dibersihkan oleh dokter, untungnya luka Ara tidak terlalu dalam, hanya memerlukan dibersihkan secara rutij agar tidak infeksi. Ob pun juga sudah datang untuk membersihkan bekas pecahan gelas.

Dokter dan suster berdiri dan berpamitan untuk keluar karena telah selesai mengobati kaki Ara. Sedangkan Ara, gadis itu tampak meringis disertai dengan dumelannya.

ELARA (TERBIT)Where stories live. Discover now