Part 27

96K 7.4K 984
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak🕊
Happy reading!

***

Derap langkah kaki melangkah menuju gedung kosong yang berada jauh dari pemukiman warga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Derap langkah kaki melangkah menuju gedung kosong yang berada jauh dari pemukiman warga. Rumah tua yang terlihat menyeramkan dari luar namun anehnya gedung ini terlihat rapi dan bersih di dalamnya walaupun sedikit menyeramkan.

 Rumah tua yang terlihat menyeramkan dari luar namun anehnya gedung ini terlihat rapi dan bersih di dalamnya walaupun sedikit menyeramkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bos mana?" tanya satu dari tiga pria yang berjalan beriringan itu. Mereka adalah Darrel dan kedua temannya dan Erlan. Azka, ya kakak Ara. Laki-laki itu kebetulan ada pekerjaan yang harus diselesaikan disini. Mendapat kabar dari Darrel tentang apa yang terjadi dengan Erlan membuatnya langsung kemari. Dan Alan Winston teman SMA Erlan, Azka dan Darrel namun pindah ke Italy saat kelas 11.

"Tanya Darrel noh." balas Azka.

Darrel mendelik. "Kok malah jadi nanya ke gue?"

"Lo kan sekretaris Pak bos." sahut Azka yang asik mengunyah permen karet di bibirnya sambil melirik kesana-kemari memastikan keadaan disekitar.

"15 menit lagi bos nyampe, kita masuk duluan buat mastiin tuh cewek gak kabur." Darrel berucap dengan tangan masih sibuk mengetikkan sesuatu di layar ponselnya.

Azka dan Alan mengangguk paham. Mereka bertiga pun berjalan memasuki gedung tua itu. Sesampainya mereka di dalam, mereka disambut oleh beberapa bodyguard Erlan yang berjaga di sana. Mereka mengangguk membalas sapaan dari para bodyguard dan melanjutkan berjalan menuju satu ruangan yang sangat dijaga ketat.

Ceklek

Pintu terbuka mengalihkan perhatian seorang gadis yang tengah menunduk dengan keadaan tangan dan kaki terikat di kursi. Masih ingat dengan gadis bernama Mona Lavanka yang disebutkan Erlan? Ya, dia gadis yang melempar pisau ke arah Erlan. Kini terlihat mengenaskan dengan dress yang sudah lusuh bercampur darah.

"L-lepas." lirih Mona menatap ketiga lelaki yang berada di depannya dengan sendu.

"Gabisa dong cantik, kita nangkap kamu susah-susah masa mau dilepasin sih." sahut Alan menatap Mona genit dan mencolek dagu gadis itu.

ELARA (TERBIT)Where stories live. Discover now