Part 8

143K 11.9K 738
                                    

Double up!!!
Seneng kan kalian?
Happy reading

***

Seorang gadis baru saja turun dari mogenya, ia berjalan memasuki gedung yang menjadi markasnya. Hentakan kaki membuat orang yang ada di dalamnya menatap ke arah gadis itu.

"Gimana?" tanya gadis itu.

"Semua udah sesuai yang lo perintahin, nanti malam kita udah bisa turun langsung kelapangan." jawab dari salah salah satu orang yang ada disana.

"Peralatan udah lengkap semua?" tanyanya lagi.

"Udah, kita tinggal nyiapin diri buat malam nanti."

Gadis itu mengangguk, ia tersenyum, senyum yang menurut mereka mematikan. "Siapin diri kalian semua, gua mau ke ruangan dulu."

Gadis itu melangkah memasuki ruangannya, pintunya yang terdapat gambar kupu-kupu dengan gradasi warna merah dan hitam yang menjadi simbol mereka. Tidak sembarangan orang bisa masuk kesana, mereka harus mempunyai kartu akses khusus yang hanya dimiliki oleh anggota mereka.

Gadis itu berjalan mengambil salah satu senapan kebanggaannya. Ia mengambil beberapa peluru dan memasukkan ke kantong celana dan saku yang terdapat di dalam jaket kulit yang ia gunakan.

"See you baby E!!" ucapnya menyeringai.

***

BRAK!

Gebrakan meja membuat karyawan yang ada di ruangan meeting itu menundukkan kepalanya. Mereka tidak berani menatap bos nya yang tengah tersulut marah itu.

"Siapa yang bertanggung jawab atas laporan ini?" Rahangnya mengeras, Erlan benar-benar marah. Laporan keuangan perusahaan dipalsukan oleh karyawannya.

"JAWAB SAYA, SIAPA YANG BERANI-BERANINYA MEMALSUKAN LAPORAN KEUANGAN INI?"

BRAK!

"Kalian semua tuli? Tidak ada yang berani menjawab, heh? Mau saya pecat kalian semua?!" teriaknya, Erlan menatap satu persatu karyawannya. Bahkan Darrel tidak berani menatap Erlan lantaran aura laki-laki itu sangat mencengkam.

Seseorang yang menunduk duduk paling pojok tersenyum miring melihat itu.

Bodoh, batinnya.

"KELUAR KALIAN DARI SINI!" usir Erlan kepada semua karyawan yang berada di ruang meeting.

Erlan memijit keningnya. "Rel, selidiki siapa dalangnya. Dan kosongkan jadwal saya hari ini, saya mau pulang." Erlan berucap tak terbantah.

"Baik bos." Darrel pergi meninggalkan Erlan sendiri di ruang meeting.

Erlan mengambil handphone dan kunci mobilnya. Ia harus pulang, pikirannya sangat kacau memikirkan semua ini. Erlan pun bergegas turun ke basemant dan melajukan mobilnya keluar dari kantor.

Di perjalanan, karena tidak fokus menyetir Erlan tidak sengaja menabrak motor di depannya, sang pemilik motor hanya menatap Erlan tajam di balik helm full face yang ia gunakan, ia tersenyum tipis dibalik helmnya lalu menjalankan motornya dengan kecepatan penuh.

"Aneh." batin Erlan.

Erlan tak memusingkan, ia melajukan kembali mobilnya ke rumah.

ELARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang