Part 47

73.8K 6.4K 950
                                    

Halo bestie 😍😍

Aku kembali lagi, btw ada yg nungguin aku upadate gak?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya bestie! Happy reading🤍

⚠️Warning⚠️

***

Derap langkah kaki seorang pria melangkah pelan melewati hutan yang berada jauh di pusat kota. Waktu yang menunjukkan pukul 11 malam dengan disertai hujan deras tak menyulutkan aksinya.

Menggunakan jubah hitam dia melangkah dengan gagahnya, dan tak lupa tangan yang menyeret sebuah kapak. Pandangannya menajam menatap ke depan.

 Pandangannya menajam menatap ke depan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Brak!

Laki-laki itu masuk dan mulai menyusuri rumah tua itu. Ia menyeringai mendapati orang yang ia incar tengah duduk manis di kursi meja makan usang.

"Here I come... to kill you."

Pria itu langsung bangkit berusaha menjuh, matanya menatap lekat orang asing di depannya dengan takut-takut.

Pikirannya menerawang memikirkan kesalahan apa yang ia buat kepada orang itu hingga berniat membunuh dirinya. Tubuhnya bergidik menatap kapak yang fi genggam laki-laki berjubah di depannya.

"Ma-aksud Tuan?" Tanyanya bergetar.

"Anda telah bermain dengan orang yang salah. Ah ya, anda belum tau saya rupanya." Erlan berucap seraya tersenyum remeh menatap pria di depannya.

Ya, dia Erlan. Setelah mendapat info keberadaan orang yang sudah mencelakai istri dan calon anaknya. Tanpa basa - basi Erlan langsung mendatangi satu manusia yang memancing dia untuk bermain.

"Saya suami dari perempuan yang sudah kamu celakai tadi sore."

Pria itu menegang mendengar ucapan Erlan. Dalam hatinya mengumpati orang yang kemarin mengatakan bahwa hidupnya akan aman setelah melakukan perintah dari orang itu.

"Bukan saya, bukan saya." ucapnya gemetar.

"Saya hanya menjalankan tugas, sa-ya tidak salah. Mereka yang menyuruh saya membunuh perempuan itu. Kalau tidak mau menuruti perintah mereka, saya akan dibunuh." Elaknya. Matanya mengedar mencari sesuatu yang bisa ia gunakan menjadi senjatanya.

"Saya tidak butuh alasan anda. Yang saya inginkan adalah anda merasakan apa yang istri saya rasakan."

Erlan mulai berjalan mendekat. Suara kapak yang bergesekan dengan lantai terdengar menyeramkan.

ELARA (TERBIT)Where stories live. Discover now