Part 33

96.2K 7.3K 928
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!🕊
Happy reading

***

Keesokan harinya...

Sepasang suami istri tengah tertidur lelap dengan saling berpelukan, tidak menghiraukan cahaya matahari yang mulai menerangi kamar mereka.

10 menit kemudian, Ara terbangun terlebih dahulu. Ia mengerjabkan mata menyesuaikan cahaya yang menyilaukan matanya.

Ara mendongak menatap wajah Erlan yang terlihat polos saat tertidur.

Semburat merah muncul di pipinya mengingat kegiatan mereka semalam. Ara mengalihkan pandangan menatap jam dinding di kamar mereka. Matanya membulat saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi.

Kemudian ia melepas pelukan Erlan dengan pelan namun laki-laki itu malah mengeratkan pelukan mereka.

"Mau kemana?" gumam Erlan dengan mata yang masih terpejam.

"Udah jam 10, bangun kak." bisik Ara melepas lilitan tangan Erlan.

"5 for minutes."

Ara mendengus sebal namun dia tetap membiarkan Erlan tetap memeluknya. Ara mengangkat tangannya, mengelus lembut rahang tegas Erlan.

"Bangun ihh.." gumam Ara.

Erlan menggeliat, ia akhirnya membuka mata. Dikecupnya bibir sang istri sebelum beranjak bangun.

"KYAAA!" jerit Ara saat Erlan menarik selimut jahil membuat tubuh atasnya terlihat.

Erlan terkekeh kemudian tertawa.
"Kenapa sih? Lagian aku udah liat semuanya loh." godanya.

"Bisa diem gak?!" Ara melototkan mata namun malah terlihat menggemaskan di mata Erlan. Laki-laki itu memakai kimono yang berada di atas sofa kamar mereka kemudian dengan sigap mengangkat Ara kedalam gendongannya.

"Mau ngapain?" Ara berucap panik.

"Mandi."

"Turunin," rengek Ara. Erlan menggeleng. "Gamau."

Erlan dengan cepat berlari ke kamar mandi membuat Ara yang berada di gendongannya berteriak kaget. Selanjutnya kegiatan tadi malam terulang lagi di kamar mandi.

***

"Sayang," panggil Erlan namun tidak mendapat jawaban dari istrinya. "Masih marah?" Erlan mengerucutkan bibir.

"Sayang, maaf. Janji deh gak gitu lagi." lanjutnya lagi.

"Sayang,"

"Sayang,"

"Sayang ihh, kamu budek ya?" Erlan mendengus sebal. Ia menangkap tangan istrinya saat menyadari Ara akan beranjak pergi. Ditariknya Ara agar duduk dipangkuannya, Erlan memeluk pinggang istrinya posesif, sesekali mencium mesra bahu Ara. Saat ini mereka masih berada di dalam kamar, Erlan tengah membujuk Ara yang terlihat merajuk karena perbuatannya tadi.

"Maaf."

"Maaf terus nanti diulang lagi." ketus Ara.

ELARA (TERBIT)Where stories live. Discover now