15.

128 114 207
                                    

"Pacar rasa sahabat lebih menyenangkan daripada sahabat rasa pacar."


" Y A N G !  Laper apa doyan? Lahap bener." cibir Aldafi. Ia terus memperhatikan Ayasya yang tengah melahap ayam gorengnya dalam satu kali gigitan.

"Diem!" pinta Ayasya tegas.

"Ya, aku, kan—"

"Diem!" Ayasya memotong ucapan Aldafi, lalu melanjutkan aksi melahapnya.

Aldafi menatap Ayasya dengan tatapan malas. Gadis itu tidak bisa diganggu ketika sedang makan, jadi ia harus memikirkan cara agar Ayasya lebih fokus pada hal lain, selain makanan.

Aldafi menggerakkan pandangannya untuk menelusuri hal yang bisa memancing emosi gadis itu. Pandangannya terhenti pada seorang perempuan yang tengah duduk sendirian di meja sambil memainkan ponselnya. Setelah ide setan muncul di otaknya, laki-laki itu langsung menatap perempuan itu dengan senyuman jahilnya.

"Cewek! Witwiww!"

Siulan Aldafi, membuat Ayasya menghentikan aksi melahapnya, dan menatap laki-laki itu dengan tatapan horor. Aldafi yang menyadari gadis itu mulai terpancing, langsung menatap perempuan yang dipanggilnya seraya mengedip-ngedipkan mata kirinya.

Perempuan yang digoda Aldafi, tersenyum senang. Ia memberikan sebuah ciuman tidak langsung pada laki-laki itu. Aldafi pun tersipu malu sekaligus salah tingkah, membuat Ayasya menatapnya dengan tatapan jijik.

Rasanya Ayasya ingin langsung memisahkan tangan laki-laki itu dari kedua kakinya. Walaupun, tangan dan kaki memang sudah terpisah, sih.

"Hei." Ayasya mencoba menahan emosinya melihat Aldafi yang tidak menghentikan aksi malu-malunya itu.

Laki-laki itu tidak mendengarkan Ayasya. Ia malah tertawa senang, memukul-mukul meja. Ayasya yang semakin kesal, langsung mencakar punggung tangan Aldafi dengan kuku panjangnya.

"Akh!" ringis Aldafi. "Macan ngamuk serem, euy!"

"Udah tau ngamuk macan serem, masih aja banyak tingkah!"

"Kali-kali, dong, Beb... aku, kan—"

Tuk!

"Aw!" Aldafi memegang kepalanya yang sudah ternodai ayam gorengnya Ayasya. "Sakit, Beb!"

"Liat ini!" Ayasya menunjukkan kuku-kuku panjang pada jari-jemarinya yang indah. "Aku panjangin kuku ini buat nyakar cowok gatel kayak kamu!"

"Iya, iya," Aldafi tersenyum senang dengan sikap posesif Ayasya padanya. Ia lalu menyodorkan tangan yang sudah dicakar Ayasya. "Elus, dong! Tangan aku luka, nih." pintanya manja.

"Boleh!" Ayasya yang masih kesal, langsung mengambil tangan Aldafi, lalu menggigitnya.

"Arhgg!" Aldafi kembali memekik. Setelah Ayasya melepaskan gigitannya, laki-laki itu langsung menarik tangannya dan meniupinya.

"Diem! Aku mau makan lagi!" perintah Ayasya. Ia mengambil ayam satunya lagi, lalu memakannya.

"Lupa gue, macan masih ngamuk." gerutu Aldafi.

Permainan Ingatan Where stories live. Discover now