25.

92 68 99
                                    

"Janji untuk ditepati, bukan untuk diingkari lagi, dan lagi."

H A R I  sudah larut, Aldafi tengah berbaring menghadap samping, membelakangi Aleta yang sudah tertidur di sofa untuk menemaninya. Ia memandangi langit malam lewat jendelanya yang terbuka dengan tatapan sayu. Ia tidak bisa lagi mengukir senyuman di wajahnya. Laki-laki itu sangat merindukan dan membutuhkan Ayasya, namun gadis itu malah tidak ada di sampingnya.

Sya? Lo marah sama gue? Kenapa lo gak jengukin gue, Sya? tanya Aldafi dalam hati. Gue kangen sama lo, gue butuh lo....

Mata Aldafi seketika memburam karena kumpulan air mata. Ia menghapus cepat darah yang sedikit keluar dari hidungnya, lalu tersenyum. Waktunya semakin dekat.

Waktu gue makin sedikit, Sya. Kenapa lo malah makin jauh dari gue?

BRAK!

Pintu dibuka dengan keras, membuat Aldafi tersigap, dan Aleta langsung terbangun dari tidurnya. Ternyata Dary yang sudah membuka pintu. Ia menghampiri Aldafi dengan perasan marah, lalu menarik baju laki-laki itu dengan keras.

"LO BENER-BENER GAK TAU DIUNTUNG! ALBIRU PERGI DARI CEWEKNYA DEMI LO! KENAPA LO MASIH NYAKITIN AYASYA, HAH?!" Emosi Dary, langsung meledak.

Aleta memegang tangan Dary. "Lepasin dia!" Ia mencoba melepaskan tangan laki-laki itu dari baju Aldafi. "Kamu apa-apaan, sih, Ri?!"

"LEPASIN GUE!" Dary menyiku Aleta, membuat gadis itu tersungkur ke sofa.

"LO BISA, GAK, SIH, GAK USAH KASAR!" Aldafi murka. Ia langsung mencekal baju Dary dengan kuat. "DIA CEWEK, BODOH!"

"Gue gak salah denger?!" Dary tertawa hambar "Lo juga udah kasar sama Ayasya, bego!" maki Dary, membuat Aldafi melepaskan tangannya dari baju Dary, secara perlahan.

"Dia nangis karena lo!" Dary terus memaki. "Karena cowok brengsek kayak lo!"

"Cukup!" Aleta langsung menghampiri Dary. "Kamu juga brengsek, Ri! Kamu udah hampir nyentuh aku!" teriaknya.

Ucapan Aleta membuat Dary melepaskan cekalannya dari baju Aldafi, lalu melamun, teringat kejadian beberapa bulan lalu.

Di sebuah klab, Dary tengah mabuk berat dan menjatuhkan kepalanya di meja, tanpa membuka matanya. Pikirannya kacau, ia mulai ngawur.

"Sya, kenapa lo nolak gue?" Dalam ketidaksadarannya, Dary mulai terisak. "Gue udah gak bisa cinta sama yang lain selain lo, Sya...."

Aleta yang sudah mendengar kabar bahwa kekasihnya tengah mabuk di sebuah klab, langsung masuk ke dalamnya untuk mendekati Dary. Ia duduk di sebelah Dary, dan menegakkan kepala laki-laki itu agar menatapnya.

"Ri! Sadar, Ri! Kamu mabuk, Sayang?" tanya lembut Aleta. Dary pun membuka matanya dan tersenyum menatap gadis di depannya.

Sya? batinnya.

Dalam pandangannya, Aleta adalah Ayasya.

Dary yang merasa senang melihat Ayasya, langsung memeluk Aleta dengan erat. Gadis itu mematung, ia mulai takut karena ini adalah pelukan pertama yang diberikan Dary sebagai kekasihnya.

"Terima gue," bisik pedih Dary.
Aleta mengerutkan dahinya, dan meregangkan pelukan laki-laki itu. "Ri! Kamu ngomong apa, sih?" Ia mulai kesal.

Permainan Ingatan Where stories live. Discover now