31.

93 51 140
                                    

"Dilupakan setelah menyatakan perasaan, benar-benar menyakitkan."

A Y A S Y A  tengah berjalan-jalan mengelilingi Bandung dalam rangkulan Dary. Saat laki-laki itu menyatakan cinta di depan Agitha, wanita itu pikir Dary lebih baik daripada Albiru dan Aldafi. Dary tidak pernah membuat Ayasya menangis, jadi Agitha meminta gadis itu untuk menerima Dary di hidupnya. Alhasil, Ayasya pun menuruti keinginan wanita itu dengan menjadikan Dary sebagai kekasihnya.

"Sya, kita mau ke mana sekarang?" tanya Dary.

"Temenin gue ke taman yang ada di depan, ya, Ri." sahut Ayasya.

"Boleh," Dary mengecup puncak kepala Ayasya.

Ayasya hanya bisa merespon kelembutan Dary dengan senyuman. Ia memang tidak mencintai laki-laki itu, namun tidak ada salahnya jika ia menghargai cinta Dary, dengan mencoba membalas cintanya.

Gue yakin suatu saat nanti gue pasti bisa ngebales cinta lo sama gue, Ri.

Ayasya dan Dary sudah sampai di taman. Gadis itu mendekati kursi taman dan duduk bersebelahan dengan kekasihnya. Dary terus menatapi kecantikan gadisnya itu. Ia masih tidak menyangka bisa mendapatkan Ayasya setelah penolakan yang pernah diberikan gadis itu padanya.

Gue seneng banget lo nerima cinta gue Sya. batin Dary. Walaupun gue gak tau... lo cinta sama gue, atau nggak.

"Kenapa?" tanya Ayasya. Ia merasa risih saat Dary terus-terusan memperhatikannya.

"Lo cantik, Sya." puji Dary.

"Gombal." balas malas Ayasya. Ia langsung mengarahkan pandangannya ke depan.

Di sisi lain, Aldafi yang sudah melihat Ayasya berada di depannya, langsung menepikan motor, dan membuka perlahan helmnya. Melihat sosok yang dicintainya itu, seringai indah nan tipis langsung terukir di balik bibir putihnya.

Tanpa melunturkan senyuman, Aldafi berjalan perlahan mendekati gadis itu. Ayasya yang menyadari seseorang berdiri di depannya, langsung berdiri dan menatap Aldafi dengan tatapan bingung.

Aldafi yang sangat bahagia melihat Ayasya tepat di depannya, langsung memeluk gadis itu, dan memejamkan matanya. Ayasya semakin menggerenyitkan dahinya saat pelukan laki-laki itu tiba-tiba semakin erat. Gadis itu pun mengarahkan tangannya pada Dary yang hendak mendekat dengan perasaan emosi.

"Gue tau gue udah nyakitin lo," gumam sakit Aldafi. "Tapi, jangan jauhin gue, Sya...."

Ayasya hanya bisa diam membisu mendengar permintaan Aldafi. Ia memang tidak mengingat laki-laki yang tengah memeluknya itu. Aldafi yang menyadari gadis itu tidak merespon apa pun, langsung membuka matanya, dan meregangkan pelukannya.

"Lo kenal sama gue?" Pertanyaan Ayasya, membuat Aldafi tersentak.

"Sya," ucap Aldafi lelah. Ia memegang kedua bahu Ayasya. "Ini gue, Alfi, Sya...." bisiknya.

"Siapa, sih?!"

Deg!

Jantung Aldafi langsung sakit mendengar pertanyaan tidak masuk akal Ayasya. Kemarin jelas-jelas ia mendengar bahwa gadis itu sudah mencintainya.

Permainan Ingatan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang