02 | Asia

2.6K 304 27
                                    

"Susah ya, mengikuti rundown yang kalian buat sendiri?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Susah ya, mengikuti rundown yang kalian buat sendiri?"

KOL specialist di depan Asia meringis, melirik teman-teman satu kantornya–meminta pertolongan. Sayangnya, mereka tak punya jawaban yang bisa menenangkan hati Asia.

Di studio foto berukuran lumayan besar yang disewa untuk pemotretan produk kosmetik brand ternama itu, Asia berdiri di tengah-tengah ruangan dan menatap setiap staf yang terjangkau pandangannya.

"Ini sudah telat hampir satu jam dari jadwal, lho. Kenapa belum mulai?"

"Maaf, Kak." Si KOL specialist membuka suara. "Kami masih menunggu kedatangan salah satu staf kami."

Asia ingin memutar bola matanya, tetapi ia dipelototi Ambar, manajernya. "Staf ini punya peran apa ya, hari ini?"

"Sebenarnya nggak ada–"

"Kalau tidak ada, boleh langsung dimulai aja ini shooting campaign-nya?"

"Kebetulan staf tersebut adalah anak dari general manager perusahaan kami."

Asia menatap manajernya, kepalanya sudah berdenyut karena omong kosong yang disebutkan KOL specialist ini semakin tidak masuk akal.

Ambar berkata tanpa suara, "Tahan."

"Kalau tidak ada peran seperti yang kamu sebutkan, pengaruhnya terhadap proses pemotretan hari ini apa, ya? Kita coba sama-sama profesional aja. Semua talent dan staf teman-teman kamu sudah siap dari satu jam yang lalu. Bisa diskusikan dengan staf anak general manager itu soal hari ini? Tolong."

Seisi ruangan jelas mendengar pertanyaan Asia. Talent-talent lain, staf kreatif, orang-orang di balik kamera.

"Saya diskusikan dengan tim dulu ya, Kak. Nanti akan segera saya kabari."

Asia menyaksikan kepergian Berlian–kalau tidak salah itu namanya, dia mengumpulkan teman-temannya dan bergerak menuju pintu. Sebelum Asia bisa berdecak, Ambar menariknya ke sudut para talent berkumpul.

"Udah, udah, mending lo tenang dulu. Jangan emosi."

"Siapa yang emosi?" Asia mendelik, kadang-kadang Ambar, perempuan berpakaian serba rajut di tengah panasnya ibu kota suka melemparkan kata menenangkan yang malah membuatnya makin kesal.

"Nih, minum." Ambar malah menyodorkan botol minum dan sedotannya.

"Gila kali, jadi penyebab ngaret itu karena anak manajer mau nonton pemotretan?" Asia mengibaskan rambut lurusnya.

"Ssshh. Nanti kerja sama lo sama brand ini nggak lanjut lagi."

"Like I care about that." Asia langsung membalas ucapan Ambar.

"Sometimes you need to compromise. Tindakan lo tadi bagus, stood up untuk teman-teman semua, tapi nanti gue yang ambil alih untuk menegur mereka. Ok?"

Benua & AsiaWhere stories live. Discover now