04 | Asia

1.8K 255 31
                                    

"Yakin nggak perlu gue temenin?"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Yakin nggak perlu gue temenin?"

Asia berdecak sebelum menjawab, "Nggak usah, Ambar. Kan, tadi gue udah bilang."

"Just wanna make sure." Ambar menjawab santai, tahu tabiat Asia yang tidak suka diberi pertanyaan yang sama berulang-ulang. "Pulangnya perlu gue jemput?"

Jawaban tidak langsung keluar dari mulut Asia, wanita itu mengecek penampilannya dulu di layar ponsel. "Jemput. Tahu kan, jam berapa?"

"Tahu. By the way, hati-hati, ya."

"Hati-hati kenapa?" Asia yang sudah meraih handle pintu mobil menghentikan aksinya.

"Lo semeja sama si anu, 'kan?"

Asia berdecak. "Bilang aja Sagara. Iya. Urusan nanti deh, itu. Gue masuk, ya. Hati-hati di jalan. Nggak usah ngebut, mobilnya baru lunas."

Tanpa menunggu balasan Ambar, Asia keluar dari mobil dan segera menginjakkan kaki menuju area lobi hotel. Karena mini formal dress-nya hanya sepanjang setengah paha, Asia tak kesulitan berjalan cepat menuju lift yang hampir tertutup. Di dalam lift itu ada setidaknya tiga orang. Lilia–aktris pemenang nominasi pemain pendatang baru, seorang laki-laki tiga puluhan dengan garis rambut semakin mundur, dan aktor seumuran Asia.

Sagara.

"Kak Asia!" Lilia menyapanya antusias. Aktris yang baru merayakan ulang tahun kedua puluh satunya kemarin itu melambaikan tangan, walau jarak mereka hanya berbeda satu langkah dengan masuknya Asia ke lift.

"Hai." Asia melempar senyumnya, sembari pura-pura menganggap hanya ada mereka berdua di sana.

"Lama banget kita nggak ketemu," kata Lilia.

Kali terakhir pertemuan mereka adalah di promosi film festival berbulan-bulan lalu. Mereka satu project dalam film non komersial yang akhirnya populer dan masuk bioskop. Dalam film tersebut, Lilia berperan sebagai adiknya.

Mereka tidak begitu mirip secara penampilan, sebenarnya, hanya sama-sama setengah bule. Lilia merupakan keturunan Belanda, sedangkan Asia berdarah keturunan Rusia.

Salah satu yang paling mencolok soal darah Rusia ada pada namanya, yang seringkali ingin Asia ganti, tetapi ia terlalu malas mengurus tetek bengeknya. Anastasia Ivanovna Romanova. Namanya mengikuti pihak sang ayah.

"Selamat buat penghargaannya kemarin, ya."

"Thank you, Kak."

Pintu lift terbuka tepat setelah Lilia mengucapkan kalimatnya. Sebelum keluar lebih dulu karena ia berdiri paling depan, Asia mendengar seseorang memanggil namanya dari samping kiri.

"Asia, halo." Namanya terdengar aneh di mulut Sagara.

"Oh, halo." Asia membalas dengan apa yang Ambar sebut sebagai suara karier.

Benua & AsiaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora