18 | Asia

1.3K 218 15
                                    

Asia sudah lama tidak menyetir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Asia sudah lama tidak menyetir. Keberadaan Ambar yang mahir di balik kemudi membuatnya tak punya alasan harus capek-capek fokus pada jalanan ketika pergi ke mana-mana. Namun, malam ini, Asia mengeluarkan mobil dari parkiran basement apartemen.

Alamat yang dikirimkan Benua tidak jauh dari perpustakaan tempat event buku dulu. Asia tak mau salah kostum, jadi ia menghabiskan lima belas menit untuk menggulir layar melihat informasi restoran tersebut.

Hasil observasi itu membuat Asia memilih pencil dress hijau tua.

Seperti rencananya mentraktir Benua di pasar tradisional, Asia menyangka laki-laki itu punya skedul lain selain makan es krim choco mint. Jadi, Asia berusaha berbusana yang tidak terlalu kasual. Asia ragu Benua mengajaknya ke tempat-tempat kaki lima selain restoran itu kalau ke pasar tradisional pun dia tidak pernah.

Benua mengabari Asia akan segera diberitahu staf restoran letak meja mereka. Sebelum keluar dari mobil, Asia mengecek kembali penampilannya. Lalu, ia menyemprotkan parfum dan berharap suara di kepalanya berhenti mengatakan Asia perlu persiapan lebih.

Ini cuma makan malam biasa.

"Miss Asia." Seorang waitress dengan penampilan tanpa cela menghampirinya saat Asia baru saja melangkahkan kaki memasuki bagian indoor restoran. "Saya akan menunjukkan meja Anda."

Asia membalas dengan anggukan, lalu mengikuti wanita itu menuju tangga besar sebelum area makan lantai satu. Di puncak tangga, tertera penanda reserved. Asia mengerjap.

Lantai dua disewa semalaman.

Kalau melihat angka pada tabungan dan penghasilan, Asia punya cukup uang untuk menyewa restoran pribadi untuk dirinya sendiri berkali-kali. Namun, ia tak pernah merasa butuh. Asia hanya perlu menganggap orang lain sibuk dengan dunia mereka sendiri sebagaimana ia dengan miliknya.

Benua sudah datang lebih dulu. Dia berdiri dari duduknya, menunggu Asia mendekat. Senyuman terukir di wajah tampannya.

Malam itu, Benua mengenakan turtleneck hitam pas badan, dipadankan dengan celana formal pleated abu-abu.

Satu hal yang Asia sadari kemudian, Benua berbau seperti gelato choco mint. Dia menggunakan parfum pemberian Asia.

Begitu ditinggalkan oleh si waitress dan appetizer sudah ditata di meja, Asia mengedarkan pandangan. Lantai dua itu benar-benar kosong untuk mereka. Interior kayu cool tone-nya dipadukan dengan kursi-kursi biru tua. Lampu-lampu gantung berpendar indah.

"Kamu reservasi satu lantai ini?" Adalah kalimat pertama di antara mereka.

"Ya. Pertimbangan saya adalah kamu butuh privasi, dari berita yang mungkin muncul dan kalau pengamatan saya benar, kamu tidak begitu suka tempat ramai." Thoughtful, pikir Asia. "Maaf kalau saya ambil keputusan itu tanpa bertanya."

Benua & AsiaWhere stories live. Discover now