29 | Asia

1K 186 5
                                    

Di depan tempat tidur, Asia menjatuhkan diri, membenamkan muka di bantal, dan menjerit

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Di depan tempat tidur, Asia menjatuhkan diri, membenamkan muka di bantal, dan menjerit.

Asia bukan wanita lugu. Genggaman tangan, pelukan, bercumbu, dan adegan-adegan dewasa lainnya pernah ia lakukan. Dalam film maupun dunia nyata. Untuk bersenang-senang, untuk kebutuhan naskah, untuk menguji apakah hatinya masih bisa merasakan sesuatu.

Semuanya biasa saja.

Namun, kecupan Benua di tangannya membuat dunia Asia jungkir balik.

Memaksakan diri untuk duduk, Asia mulai melepas kalung dan pakaiannya. Ia belum membersihkan diri. Hanya saja, kepalanya masih sibuk, masih berisik.

Di industri hiburan, Asia lebih jago berakting atau bergaya di depan kamera. Ia tak pernah tertarik menyusun naskah, mengarahkan jalannya adegan, dan pekerjaan-pekerjaan semacam itu.

Makanya Asia merasa berlebihan dan malu sendiri, ketika menggambarkan senyum bulan sabit Benua setelah mengecup tangannya itu tampak semanis madu.

Dan Asia ingin melihatnya terus.

Aneh. Ke mana perginya Asia yang mati rasa?

Semua ini seperti bentuk revisi atau perubahan naskah drama hidupnya yang tiba-tiba.

Sampai akhirnya Asia tertutup selimut dan jarum jam menunjukkan pukul tiga pagi pun, ia masih belum bisa pergi ke alam mimpi. Asia sudah menghitung jumlah domba yang melompati pagar, mematikan lampu, hingga mengambil buku tebal di rak dan membacanya. Akan tetapi, tak ada yang berhasil.

Kedengarannya agak konyol, tetapi Asia takut memimpikan Benua. Sering kali apa yang Asia pikirkan seharian bakal muncul juga di bunga tidurnya.

Mungkin karena ia juga kelelahan, Asia tertidur. Tanpa mimpi. Tidurnya itu terasa seperti berbaring sebentar saja. Tiba-tiba saja jam di nakas sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Asia menatap satu-satunya sumber cahaya di kamar, sinar matahari yang mengintip dari bergeraknya ujung tirai.

Sebelum ia sempat mengingat-ingat jadwalnya hari ini, Asia malah memikirkan rencana untuk agenda terakhirnya dengan Benua besok, sebelum terpotong si beauty event.

Asia menghela napas.

Ambar datang lebih awal dibanding janjinya, sebab dia datang dengan soto hasil permintaan Asia. Menjelang siang, mereka akan mengambil dress untuk hari ketiga Jakarta Beauty Event, tidak mampir ke gedung agensi dulu.

Di foto, tea length dress-nya sesuai dengan apa yang Asia bayangkan. Semoga saja keindahan potretnya bukan tipuan.

Dress yang khusus dibuat untuk acara talk show dengan In You Beauty itu, yang Asia dengan spontan meminta Benua sebagai PR-nya nanti.

Apakah Ambar perlu tahu yang ini?

"Asia, Kamis depan kita baca skrip pertama." Ambar bersuara duluan. "Bakal ada foto-foto buat press juga, jadi gue udah hubungin fashion consultant lo biar kalian bisa tektokan nentuin pakaian."

Benua & AsiaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt