16 | Benua

1.3K 197 6
                                    

Kediaman Alano Navvare punya bioskop pribadi dengan layar super besar, delapan sofa empuk dan nyaman, peralatan audio memadai, mesin pop corn, karpet lembut, hingga sistem cahaya canggih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kediaman Alano Navvare punya bioskop pribadi dengan layar super besar, delapan sofa empuk dan nyaman, peralatan audio memadai, mesin pop corn, karpet lembut, hingga sistem cahaya canggih. Namun, monitor personal computer Benua di apartemen sudah lebih dari cukup untuk menonton Blue Marriage, film romansa pernikahan yang dibintangi Asia.

Film itu sudah menuju puncak konfliknya. Natalie, tokoh utama yang diperankan Asia saling membalas kata dengan suaminya Morgan, Benua tak bisa mengingat siapa nama asli aktornya. Dua tokoh itu berbicara dengan lantang, berteriak-teriak. Soal ketidakpuasan pernikahan dalam rentang tiga tahun itu, tidak adanya anak, masalah-masalah kecil pun terlempar.

Asia aktris yang berbakat, Benua mengakui itu. Aktingnya tampak paling nyata pada adegan menyedihkan dan penuh emosi. Hanya saja, dalam adegan-adegan penuh cinta dengan lawan mainnya, Benua merasa ada yang kurang. Padahal senyum Asia sudah lebar, tawanya sudah kencang.

Ini agak terkesan bodoh, tetapi mungkin alasan Benua merasa seperti itu adalah karena ia sudah mendengar tawa Asia di dunia nyata. Tanpa skrip, kamera, dan pengaturan cahaya.

Di Blue Marriage ini tidak ada orang ketiga, hanya kecurigaan dan miskomunikasi dua tokoh utama. Dibanding film drama romansa lainnya, film ini terbilang pendek. Benua menyelesaikannya bersamaan dengan jam digital di meja menunjukkan waktu pukul sepuluh lebih delapan menit. Filmnya cukup menguras emosi, tetapi sepertinya ia dan Asia sama-sama setuju yang ini bukan favorit mereka.

Benua pergi ke dapur sebentar, mengisi botol minum dengan air hangat–kerongkongannya agak kering. Sepanjang sore menuju malam itu, ia menghabiskan jajanan pasar yang dibelinya bersama Asia. Benua paling suka pastel dan klepon.

Kembali ke meja PC di kamar, Benua merasa masih punya waktu sebelum pergi tidur, ia juga belum mengantuk. Oleh karena itu, ia menonton ulang film Asia, si sekuel kisah cinta anak SMA.

Salah satu alasan utama adalah Benua ingin melihat akting bahagia Asia lebih banyak. Si sekuel itu jelas dibuat sebagai fan service, alurnya ringan dan jauh lebih banyak diisi adegan romansa dibanding perkembangan setiap tokohnya. Alasan lainnya adalah film itu berlatar Boston dan Benua merindukan kota itu.

Merindukan keluarga asuhnya–bagaimana kabar Eric? Mereka belum berbalas pesan dua hari ini, daun-daun berjatuhan saat musim gugur, giambotta pizza, hingga bangunan-bangunan berbatu bata merahnya.

Benua mempercepat film tersebut menuju bagian Putri–peran Asia–pertama tiba di Boston. Cuplikan yang menunjukkan Harvard dimunculkan, diiringi lagu-lagu cinta. Benua terbawa memori, masa-masa menyelesaikan pendidikannya.

Ada banyak malam-malam tanpa tidur, pesta-pesta yang Benua tinggalkan di tengah acara, dan bayangannya yang mengekori Radewi ke mana pun wanita itu hendaki.

Putra, diperankan Sagara, menyambut Asia di depan tempat tinggalnya di sana. Putra digambarkan sebagai si pintar yang lolos ke Harvard University, meninggalkan kekasihnya untuk beberapa tahun. Hubungan jarak jauh, bibit-bibit orang ketiga muncul dengan jarak dan perbedaan zona waktu.

Benua & AsiaWhere stories live. Discover now