31 | Asia

1.1K 190 7
                                    

Genggaman tangan itu lagi-lagi tidak bertahan lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Genggaman tangan itu lagi-lagi tidak bertahan lama.

"Saya tidak ingin membuat kamu dapat rumor atau kabar yang tak sepenuhnya benar," kata Benua ketika Asia memberinya tatapan penuh tanya. "Maaf, tadi saya tidak bisa menahan diri untuk mencegah tangan saya meraih tangan kamu."

Kalau itu alasan dan cara Benua mengatakannya, Asia malah ingin tangan mereka bertautan lebih lama.

Namun, Asia mengerti niat Benua. Ruang geraknya terbatas. Dalam momen berdua super sebentar itu, Asia tak yakin apakah ada seseorang mengambil foto mereka diam-diam.

Semoga saja tidak ada. Bakal terlalu rumit nantinya. Asia mesti menanggapi dan hubungannya dengan Benua bakal terasa aneh–setidaknya itu yang bakal terjadi di pikirannya.

"Kamu kalau beli minuman berasa mesti beli air mineral, ya?" Asia mengingat preferensi laki-laki itu, sehingga langkahnya menuju tenda berbagai minuman segar terhenti.

"Ya. Kalau kamu mau minuman berasa, saya ikut saja, sekalian beli air putih."

Asia dan Benua sama-sama membeli es jeruk dengan botol air mineral.

Es jeruk Asia sudah tinggal setengah ketika mereka mengantre di depan tenda makanan khas Aceh.

"Bedanya mi Aceh dengan mi biasa itu apa?" Benua memperhatikan si penjual yang sibuk dengan wajan besar. "Keren ya, mereka. Pasti panas depan alat masak dalam waktu lama."

"Mi Aceh lebih rich bumbunya, banyak rempah, agak pedas juga. Minya juga lebih tebal."

"I see. Dulu saya pernah coba mi instan asal sini rasa mi Aceh. Beneran pedas, tapi kata Eric rasanya tidak sama seperti yang asli."

"Mungkin, soalnya saya nggak pernah coba yang itu. Kalau di sana, kamu beli produk lokal sini di mana?"

"Di Asian market. Selain mi instan, favorit saya itu keripik tempe."

"Saya lebih suka keripik singkong."

"I don't like keripik yang terlalu tipis," tutur Benua.

"Why? Kamu harus coba keripik kaca. Dia super tipis dan enak, gurih."

"Belum nemu yang menurut saya enak. Keripik kaca itu pedas juga?"

Asia mengangguk, giliran mereka tinggal satu antrean lagi–itu pun sedang membayar, jadi pembicaraan mereka bakal dijeda dulu sebentar. "Ya. Orang sini memang suka makanan pedas."

Benua & AsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang