37 | Asia

1.1K 195 6
                                    

Langit hari itu benar-benar biru tanpa awan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Langit hari itu benar-benar biru tanpa awan. Warnanya tampak indah, kompensasi udara super panas. Kalau disuruh pilih kepanasan atau kedinginan, Asia lebih tak nyaman merasa gerah. Namun, Asia lebih benci hujan.

Asia tak punya banyak ingatan menyenangkan dengan cuaca basah itu. Ia hanya ingat waktu sekolah dasar dulu, ia dan teman-temannya bakal main seluncur di lantai licin gara-gara air hujan, sampai basah kuyup. Kalau hujannya turun Senin pagi, ia dan seisi sekolah tak perlu melakukan upacara. Namun, jejak sepatu yang kotor jadi mimpi buruk piket kelas.

Di awal masa Asia mesti audisi sana-sini dan belum dapat peran pasti, Asia menunggu di halte, ragu mesti menerobos hujan deras itu, ingin segera sampai rumah karena perutnya keroncongan minta diisi. Namun, payungnya rusak, susah dibuka sempurna. Jadi, ia hanya duduk sambil melamun menatapnya sepatunya yang kotor, sambil membayangkan harus sekeras apa usahanya agar tak hanya penolakan yang ia dengar.

Jas hujannya cuma sampai paha dan Asia tak bawa kantung plastik untuk alas kaki. Ia hanya punya dua pasang sepatu. Kalau dua-duanya basah, tak ada yang bisa ia kenakan ke sekolah selain sandal tanpa anak-anak OSIS berkomentar dan melaporkan kelakuannya ke BK.

Di kesempatan lain dan rasa putus asa yang sama, bedanya lebih malam saja, Asia berdiri di depan beranda toko, meneduh bertelanjang kaki. Hujan tak berhenti turun sejak ia berakting sesuai permintaan penggelar audisi. Kala Rima dihubungi untuk meminta tolongnya menjemput Asia yang cemas menunggu, dia bilang hujannya terlalu deras dan dia takut keluar malam-malam.

Asia baru beberapa bulan masuk sekolah menengah pertama kala itu.

Setidaknya ia dapat pekerjaan itu, tampil jadi salah satu talent di iklan kolaborasi es krim dengan merk jus buah-buahan.

Mudah dibilang ia tak punya hubungan terbaik dengan Rima.

Asia tumbuh dengan melihat Rima nikah cerai dengan laki-laki berkebangsaan asing. Ayah Asia, Ivan, pertama bertemu dengan Rima di perjamuan makan ekspatriat Rusia. Rima jadi salah satu volunteer di acara itu. Dengan ayah Giovanni, keduanya bertemu di pelesir kapal selama tiga hari menuju Kalimantan. Yang lain, entah lupa atau Asia tak pernah mau tahu.

Ivan memperlakukannya sebagai anak dengan baik, dia bakal mengirim sejumlah uang tiap bulannya, datang bila diminta. Namun, Ivan jelas tak tertarik punya hak asuh penuh atas dirinya.

Selain Rima, Asia remaja tak punya siapa-siapa.

Kedengarannya lucu, sebab di usia dewasa sekarang pun, Asia juga masih tak punya siapa-siapa.

Asia tak bakal mengkategorikan Ambar dan Orion sebagai lingkaran terdekat, mereka terikat padanya karena urusan kerja. Ia tak tahu apakah keduanya benar-benar peduli tentang dirinya.

Benua juga kesulitan ia masukkan ke plot utama. Laki-laki itu selalu punya dua pilihan. Tinggal atau pergi darinya. Meski Asia berharap Benua menerobos batas itu, tak banyak bermimpi memperkecil kekecewaan yang mungkin timbul.

Benua & AsiaWhere stories live. Discover now