4. Teman Baru

121K 7.1K 522
                                    

[Part 3 di-private]

"Kembar, bangun. Udah sampe." Gio menggoyangkan tubuh kedua anaknya yang tertidur. Kepala keduanya sama-sama bersandar pada kaca mobil, dan tangannya sama-sama memeluk boneka.

Anak kembar itu membuka matanya. Keduanya melangkah keluar dari mobil. Masing-masing tangan keduanya masih memeluk boneka. Keduanya berjalan dengan tidak seimbang. Gio yang menyadari itu pun langsung menggenggam tangan anak-anaknya.

Sapaan demi sapaan terdengar saat Gio berjalan menuju ruangannya. Semua mata terfokus pada dua anak perempuan yang sangat mirip berada di genggaman Gio.

"Papa, mau bobo," rengek Qila. Dirinya sudah tidak sanggup lagi berjalan. Gio melihat jam yang berada di pergelangan tangannya. Waktu menunjukkan pukul satu siang, waktunya untuk tidur siang bagi si kembar.

"Ke ruangan Papa dulu, ya. Nanti bobo di sana." Gio berucap lembut.

Ucapan lembut yang keluar dari mulut Gio membuat beberapa karyawan wanita yang masih single langsung terpesona dengan Gio, atasan mereka yang terkenal sangat dingin dan datar itu berubah menjadi lembut di depan anak-anaknya.

Bahkan, beberapa wanita itu ada yang sengaja menyapa Qila dan Fiqa demi bisa merasakan kelembutan Gio dalam jarak yang dekat. Gio yang menyadari maksud tersirat para wanita itu pun berusaha agar tidak bersuara sampai dirinya sudah berada di ruangannya.

Ruangan Gio terbilang cukup luas. Di sebelah meja kerjanya ada sebuah kasur lipat. Dirinya sudah meminta sekretarisnya agar menyiapkan kasur untuk anaknya beristirahat.

Kedua anak kembar itu langsung merebahkan dirinya di atas kasur. Keduanya terlelap dengan posisi yang lucu-menurut gio.

***

"Bintang iklan?" Lelaki itu tampak berpikir. "Saya akan rundingin ini sama istri saya. Nanti saya kabarin lagi."

"Baik, Pak. Saya tunggu kabar dari Bapak secepatnya." Seorang pria dewasa bangkit dari duduknya. "Kalau gitu, saya permisi dulu, Pak."

Saat pria dewasa itu meninggalkan ruangan. Terdengar suara ketukan pintu disusul dengan seorang wanita yang memasuki ruangan. Di tangan wanita itu terdapat kertas-kertas yang entah apa isinya.

Wanita itu menaru setumpukan kertas di atas meja kerja yang ada di hadapannya. Keduanya pun berbincang.

"Papa, aus." Seorang anak kecil memotong pembicaraan dua orang dewasa itu. Tangannya digunakan untuk mengucek matanya.

Orang dewasa yang dipanggil Papa itu memberikan sebotol air mineral. Anak kecil itu menerimanya dan lansung meneguk air itu hingga tinggal segengahnya.

"Hai, cantik. Siapa namanya?" Wanita dewasa itu bertanya.

"Qila," jawab anak kecil itu.

"Kenalin, Kak Vee." Wanita itu mengulurkan tangannya. Qila menyambut uluran tangan itu.

"Baru pulang sekolah, ya?" tanya Vee ssat menyadari pakaian yang dikenakan Qila merupakan seragam salah satu sekolah swasta di Jakarta.

"Iya," jawab Qila. "jadi belum ganti baju, deh."

Vee bertanya, "yang lagi bobo, namanya siapa?"

"Fiqa." Qila menindihkan tubuh kembarannya itu. "Bangun, bangun."

"Qila gak boleh gangguin Fiqa." Gio mengangat tubuh Qila. Anak itu tersenyum jahil.

"Vee, tolong kamu photo copy ini semua." Gio memberikan beberapa lembar kertas kepada sekretarisnya itu.

Oh Baby, Baby, Twins! (Selesai)Where stories live. Discover now