Pagi ini Nadya memutuskan untuk sarapan pagi bersama dengan keluarga kembarannya, Gio. Hari ini adalah acara perpisahan Taruna Muda School. Qila dan Fiqa sudah siap dengan pakaian yang sudah ditentukan oleh sekolah.
Acara sudah berjalan selama satu jam. Tiba saatnya kelas B1 hingga B2 untuk menyanyikan sebuah lagu anak yang sudah mereka hafalkan selama beberapa minggu terakhir ini.
Satu persatu siswa menaiki panggung dan berdiri di posisinya masing masing. Ketiga puluh dua siswa itu mengenakan tas sekolah di pundaknya. Setelah semuanya sudah siap, intro lagu pun mulai terdengar.
Pagiku cerahku
Matahari bersinar
Kugendong tas merahku, di pundak
Seluruh murid itu menghadap ke pasangannya masing-masing. Melambaikan tangannya seperti dua orang yang saling bertegur sapa.
Selamat pagi semua
Kunantikan dirimu, di depan kelasku, menantikan kami
Seluruh siswa menduduki kursi yang sudah disediakan.
Guruku tersayang, guru tercinta
Tanpamu, apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis, mengerti banyak hal
Guruku, terimakasihku
Nyatanya diriku, kadang buatmu marah
Namun segala ma'af, kau berikan
Tiga puluh dua anak kecil itu bangun dari duduknya. Mereka melepaskan tas yang ada di pundaknya. Alunan musik pun berganti.
Bila kuingat lelah, ayah bunda
Bunda piara-piara akan daku, sehingga aku besarlah
Waktuku kecil hidupku, amatlah senang
Senang dipangku-dipangku dipeluknya
Serta dicium-dicium dimanjakan
Namanya kesayangan
Seluruh siswa membungkukkan tubuhnya. Alunan musik pun terhenti. Mereka menuruni anak tangga, menghampiri orangtuanya masing-masing. Tak terkecuali Qila dan Fiqa.
Seluruh siswa telah menggenakan baju toga. Seorang guru wanita mulai memanggil satu persatu murid untuk naik ke atas panggung. Setelah semua murid sudah berada di atas panggung, para guru menyebutkan nama siswa yang berprestasi.
"Juara satu kelas B1, Aqeela Myiesha Ahmad. Putri dari Bapak Vergio Ahmad." Suara guru itu disusul tepukan tangan dari para penonton yang hadir hari ini. Gio tersenyum bangga, dirinya dipersilahkan naik ke atas panggung mendampingi anaknya.
Gio mengecup pipi tembam Qila berulang kali.
"Juara dua kelas B1, Afeeqa Myiesha Ahmad. Putri dari Bapak Vergio Ahmad." Suara tepukan tangan kembali terdengar. "Wah, anak kembar sama-sama dapet juara. Selamat, ya."
Gio kembali dibuat bangga. Dirinya juga mengecup pipi tembam Fiqa berulang kali.
Setelah para guru usai menyebutkan nama-nama siswa yang berprestasi, para siswa tersebut harus mengungkapkan perasaan mereka.
"Qila, gimana rasanya juara satu?" tanya guru wanita dengan rambut sebahu.
"Seneng. Aku jadi pengen nyanyi lagi," jawabnya dengan polos.
"Nyanyi apa?" Guru itu menyodorkan mic ke wajah Qila.
"Sambala sambala sambal sambalado. Terasa pedas. Terasa panas." Qila terus melanjutkan lirik lagu tersebut seraya menggoyangkan tubuhnya. Hal itu membuat para penonton tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh Baby, Baby, Twins! (Selesai)
General Fiction[13+] [WARNING! Alur cerita dapat membuat diri anda baper] Pasangan suami istri Gio dan Mel dikaruniai anak kembar yang mereka beri nama Qila dan Fiqa. Perbedaan karakter di antara keduanya sering membuat kesalah pahaman. Ditambah, sifat Gio y...